Peringatan Hari Tuli Nasional yang jatuh pada tanggal 11 Januari 2025, di gelar dengan berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (GERKATIN) bekerjasama dengan Pemuda Katolik dan berbagai mitra ormas lainnya.
Kegiatan yang mengambil tempat di Taman Kesatuan Bangsa (TKB) Manado ini, mengangkat tema “Sulut Rumah Ramah Tuli”, dan di isi dengan berbagai kegiatan yakni Bazar untuk kelompok disabilitas dan juga pelatihan bahasa isyarat untuk masyarakat umum yang hadir dalam kegiatan tersebut.
Kendati peringatan Hari Tuli Nasional selama ini terksesan kurang populer dan belum di tetapkan dalam kalender Nasional, namun penetapan tanggal 11 Januari sebagai Hari Tuli Nasional ini, berakar dari sejarah panjang, sebuah upaya kesetaraan dan pengakuan terhadap hak-hak komunitas Tuli di tanah air. Tanggal 11 Januari dipilih, untuk memperingati kelahiran organisasi Tuli pertama di Indonesia, yaitu Serikat Kaum Tuli-Bisu Indonesia (SEKATUBI), yang didirikan pada 11 Januari 1960 di Bandung. Organisasi ini menjadi tonggak awal perjuangan komunitas Tuli, khususnya dalam bidang pendidikan dan pekerjaan.
Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Serjio C. Saeh, (Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Kesehatan, Pemberdayaan Disabilitas Dan Keluarga Sejahtera), di sela-sela kegiatan menyatakan bahwa peringatan Hari Tuli Nasional merupakan momentum untuk mengingatkan kita semua, seluruh Masyarakat terutama kader Pemuda Katolik tentang pentingnya inklusivitas, penerimaan, serta pemberdayaan untuk teman-teman ragam disabilitas.
Pada kesempatan itu juga, Serjio C. Saeh mengajak seluruh masyarakat untuk lebih memahami tantangan yang dihadapi oleh teman-teman ragam disabilitas terutama teman-teman tuli. “Kami percaya bahwa setiap manusia, tanpa terkecuali, berhak untuk hidup mandiri, mendapatkan pendidikan yang layak, akses kesehatan yang optimal, serta kesempatan yang setara untuk berkembang, terutama terbebas dari diskriminasi”, ujar Serjio.

Lebih lanjut Pria asal Manado ini menekankan bahwa, Pemuda Katolik, di bawah kepemimpinan Ketua Umum Stefanus Gusma, berkomitmen untuk terus bermitra dengan berbagai stakeholder dalam berbagai program, terutama kesehatan dan pemberdayaan disabilitas, serta memperjuangkan kesejahteraan keluarga dalam masyarakat yang lebih adil. “Arahan Ketua Umum Gusma cukup jelas, yakni pentingnya sinergitas antara organisasi baik organisasi sosial maupun keagamaan, sektor pemerintah maupun swasta serta seluruh lapisan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang inklusif dan memberdayakan semua elemen bangsa”, tandas Serijo.
Jois Lolowang, Ketua GERKATIN Sulawesi Utara juga sebagai pendiri CUPABLE sekaligus Pembina Pemuda Katolik Komda Sulut, menimpali bahwa dengan adanya kegiatan ini, tentunya selaras dengan apa yang menjadi perjuangan dari GERKATIN yaitu mengkampanyekan tentang Kesempatan Pendidikan, pekerjaan dan aksesibilitas yang sama bagi Tunarungu, serta kesetaraan bahasa isyarat agar dapat menciptakan rasa aman dan nyaman, serta terbebas dari diskriminasi terhadap siapapun khususnya teman-teman tuli.
Menurut Jois yang juga bertindak selaku kordinator kegiatan tersebut, mengapresiasi keterlibatan lintas ormas yang hadir dan berkontribusi dalam kegiatan peringatan Hari Tuli Nasional. “Kami merasa sangat senang karena banyak komunitas ragam disabilitas dan juga komunitas nondisabilitas yang sama-sama bergandeng tangan untuk mengadakan dan mensukseskan kegiatan Hari Tuli Nasional 2025 di Kota Manado, dan juga menjadi perhatian nasional” pungkas Jois.
Kegiatan peringatan Hari Tuli Nasional ini juga mendapat dukungan dari Walikota Kota Manado bersama unsur Muspida Kota Manado yang hadir secara daring dengan mengirimkan video ucapan selamat hari Tuli Nasional menggunakan Bahasa Isyarat.