Berchmans lahir pada 13 Maret 1599, di Kota Diest, Belgia. Orang tuanya adalah John Charles dan Elizabeth Berchmans. Dia adalah anak tertua dari lima bersaudara dan saat pembaptisan diberi nama Yohanes untuk menghormati Santo Yohanes Pembaptis.
Berchmans masuk sekolah Yesuit pada tahun 1615, satu tahun kemudian pada 1616 memutuskan untuk menjadi Imam Yesuit (SJ). Pada masa novisiat ia melakukan semua tugas novis dengan sukacita dan penuh kesetiaan. Hidup doa, matiraga, dan devosinya kepada Bunda Maria begitu kuat. Dia tidak pernah melewati patung Bunda Maria tanpa memberi hormat, dia tidak pernah meninggalkan gereja tanpa mengunjungi altar Maria.
Pastor Bauters, pembimbing novis pernah meminta lebih dari seratus novis untuk mencatat cacat terkecilpun yang pernah dibuat oleh Berchmans. Namun, semua novis tak satupun yang dapat menemukan cacat dalam setiap tugas Berchmans. Sekalipun tugas yang ia emban sederhana, ia mampu melakukannya dengan kesetiaan yang luar biasa.
Ia mengucapkan kaul pertamanya pada 25 September 1618 dan kemudian pergi ke Antwerpen untuk mulai belajar filsafat. Tidak lama kemudian dia dikirim ke Roma, di mana dia akan melanjutkan studi yang sama. Dia memasuki kelas tahun ketiga dalam filsafat pada tahun 1621.
Pastor Yohanes Ceccotti, Bapa rohani Berchmans memberikan kesaksian tentang kehidupan Berchmans. “Saya dapat mengatakan dengan jujur, sehubungan dengan kehidupan batin Yohanes Berchmans bahwa saya tidak pernah menemukan jiwa yang lebih murni dan tidak bernoda daripada dia. Saudara-saudaranya mencintai dan menghormatinya sebagai malaikat dari surga. . . Saya tidak dapat menemukan kata-kata untuk mengungkapkan gagasan yang saya miliki tentang kemurnian, kemurniannya, dan kepolosan dari seorang religius yang begitu bersih …”.
Berchmans mengambil model spiritualnya sesama Jesuit; Santo Aloysius Gonzaga yang merupakan patron bagi pemuda. Tak heran, spiritualitas yang ia benar-benar hidupi, kemudian akan menuntunnya untuk juga menjadi orang Kudus, yang akan menjadi patron atau Santo Pelindung bagi kaum muda.
Berchmans, mahasiswa yang sangat cerdas, ia dipilih dalam berbagai diskusi dan debat filsafat.
Namun, kehidupan Berchmans begitu singkat. Walau singkat, tetapi cukup banyak yang dapat dikatakan untuk menyampaikan beberapa gagasan tentang kesucian Yohanes Berchman yang menakjubkan. Di detik-detik terakhirnya, Pastor Cepari bersaksi “Pada hari Jumat, 13 Agustus 1621, dengan mata tertuju pada Salib, menggenggam Rosario, Berchmans mengucapkan nama suci Yesus dan Maria, ziarahnya berakhir dengan bahagia, dan dia memberikan kembali dalam damai jiwanya yang terberkati ke dalam tangan Penciptanya, meninggalkan kita semua diteguhkan oleh kehidupannya yang suci dan polos, dan dikuatkan oleh kematian yang begitu berharga”. Berchmans terserang penyakit disentri yang hebat dan demam sejak 5 Agustus 1621.
Pada 28 Mei 1865, pada masa Kepausan Pius IX, Dekrit Beatifikasi diucapkan dengan khidmat di Lapangan St. Petrus Berchmans menjadi Beato. Kemudian, pada tanggal 22 Januari 1888, Paus Leo XIII mengeluarkan Bula Kanonisasi kepada Yohanes Berchmans menjadi Santo.
Referensi: