Pemudakatolik.or.id, Tual, Maluku – Pemuda Katolik Maluku Tenggara mengecam keras kasus pembunuhan terhadap seorang perempuan yang terjadi di Kota Tual pada Minggu (12/11/2023) dini hari.
Dalam keterangan persnya, Pemuda Katolik Maluku Tenggara melalui Amanda Dominick Rahakbauw, S.AP Sekretaris Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Anak Pemuda Katolik Maluku Tenggara, mengatakan bahwa kasus tersebut sungguh sangat menyedihkan.
“Kami mengucapkan turut berduka cita yang amat dalam kepada keluarga korban. Semoga lewat peristiwa ini kita semua lebih waspada dengan kondisi dan lingkungan sekitar kita berada,” kata Amanda.
Amanda mengharapkan pihak kepolisian untuk segera menangkap pelaku dan mengungkap motif pembunuhan sadis tersebut. Ia juga berharap pihak kepolisian agar lebih konsisten dalam melakukan patroli di malam hari pada beberapa daerah yang rawan konflik dan juga begal.
“Kejahatan memang tidak selalu datang dari niat pelaku, tapi juga karena ada kesempatan. Olehnya itu, marilah kita tingkatkan kewaspadaan kita masyarakat dan utamanya pihak kepolisian untuk semakin intens melakukan patroli jam malam baik di Kota Tual maupun di Kabupaten Maluku Tenggara,” ujar Amanda.
Pemuda Katolik Maluku Tenggara juga akan selalu menjadi garda terdepan dalam menjaga dan melindungi kaum perempuan dari setiap bentuk kekerasan fisik, mental bahkan kekerasan seks sekalipun.
“Melalui peristiwa ini, kami menghimbau kepada seluruh perempuan yang ada di Kota Tual dan Maluku Tenggara untuk selalu kuat dan tetap menjadi perempuan yang tangguh agar kita tidak terikat dengan rasa takut yang membuat kita jadi lemah di depan umum,” kata Amanda.
Untuk diketahui, Pemuda Katolik Maluku Tenggara beberapa waktu lalu pasca melakukan diskusi perempuan di hari “nen dit sakmas” tanggal 7 September lalu.
Selain itu Pemuda Katolik juga telah membentuk pokja perempuan yang bertujuan untuk membahas isu-isu tentang perempuan, termasuk upaya preventif dalam menangani masalah yang dihadapi oleh perempuan termasuk masalah kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan seksual dan juga kesenjangan ekonomi.
“Kami mengharapkan perhatian serius pemerintah daerah dan lembaga DPRD dalam melihat persoalan kekerasan terhadap perempuan sekaligus membantu melakukan program-program pemberdayaan kepada perempuan sebagai bagian dari prioritas pembangunan daerah,” tutup Amanda.