Pemudakatolik.or.id, Papua– Gugus Tugas Papua Pengurus Pusat Pemuda Katolik menyelenggarakan kompetisi menulis dan presentasi Essay (Kompres) tentang polemik pemekaran DOB Provinsi di Tanah Papua. Kompetisi tersebut merupakan lomba tulisan berisi ide atau gagasan kreatif yang dikembangkan menurut ketentuan pola pikir ilmiah dan mengacu pada informasi kekinian yang reliable, permasalahan beserta pemecahannya.
Karya tulis essay ini berisi tentang pengungkapan informasi urgent dan penerapan ide yang akan dipresentasekan secara lisan oleh 10 penulis terbaik pilihan dewan juri yang kompeten dan professional.
Kompetisi menulis dan presentasi essay 2022 mengangkat tema “Polemik Daerah Otonom Baru di Papua” dan Sub tema “Menguak Urgensi Pemekaran Provinsi di Papua : Antara Kebutuhan dan Keinginan ?”
Hasil karya dari kompetisi ini diharapkan menjadi dasar pemikiran di masa mendatang dan sebagai solusi permasalahan yang ada saat ini di Tanah Papua.
Menurut Kurniawan Patma SE.,M.Ak.,CAP.,CRP.,CIISA selaku PIC kegiatan Kompres mengatakan kegiatan kompetisi ilmiah terbut bisa menjadi wahana cerdas untuk menyalurkan pendapat terkait polemik Daerah Otonom Baru (DOB).
“ Kami mengajak semua Pemuda Papua untuk mengikuti kompetisi ini, karena ini menjadi wahana cerdas untuk menyalurkan pendapat terkait polemik Daerah Otonom Baru di Tanah Papua” ujarnya.
Melkior NN Sitokdana, S.Kom, M.Eng selaku Ketua Gugus Tugas Papua Pengurus Pusat Pemuda Katolik mendukung kegiatan tersebut dengan menyelenggarakan kegiatan pelatihan penulisan artikel ilmiah dan Manager Reference dengan menghadirkan pembicara dari Kantor Staff Kepresidenan, akademisi UKSW dan Uncen.
“ Sebelum kompetisi ini kami sudah menyelenggarakan pelatihan penulisan artikel ilmiah untuk mempersiapkan peserta yang akan mengikuti kompetisi menulis dan presentasi esai tentang polemik daerah otonom baru,” ujar Melkior Sitokdana, yang juga akademisi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik Stefanus Asat Gusma mengharapkan lewat kompetisi yang dituangkan dalam bentuk ide dan gagasan kreatif dapat melahirkan sebuah pandangan baru soal Papua. Sekaligus juga diharapkan lewat karya tulis essay ini, persoalan-persoalan konkret tentang rencana DOB bisa menemukan jalan keluar.
Gusma menambahkan karya tulis ini semata produk Pemuda Katolik tetapi tidak menutup kemungkinan menjadi referensi komperhensif tentang pola pikir bangsa tentang Papua.
“Inilah momentum membangun Tanah Papua. Lewat kompetisi ini Pemuda Katolik ingin terlibat aktif membangun bangsa, khususnya Tanah Papua. Maka itu, Pemuda Katolik juga berharap ada kepastian dan komitmen pemerintah dalam mengawal DOB di Papua,” sebutnya.
Selanjutnya, Pemuda Katolik akan serius mengawal isu-isu hangat soal Papua dan berharap bersinergi dengan pemerintah untuk membangun Papua.
