Saturday, April 26, 2025
Home Blog Page 108

RUU Pesantren dan Pendidikan Keagamaan Belum Matang, Pemuda Katolik Jatim Desak Penundaan Pengesahan

0
RUU Pesantren dan Pendidikan Keagamaan Belum Matang, Pemuda Katolik Jatim Desak Penundaan Pengesahan
Suasana Ruang Grand Bromo Hotel Ibis, Jalan Basuki Rahmat Surabaya 
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Pemuda Katolik Jatim gelar seminar bertajuk “RUU Pesantren dan Pendidikan Keagamaan serta Permasalahannya”, Sabtu (22/12/2018).

Seminar itu merupakan sebuah agenda dari Musyawarah Komisariat Daerah (Muskomda) Pemuda Katolik Jatim yang diadakan di Ruang Grand Bromo Hotel Ibis, Jalan Basuki Rahmat Surabaya.

Pemantik diskusi dalam seminar itu datangnya dari akademisi, politisi dan rohaniawan Katolik.

Seperti; Pakar Hukum, Philipus M.Hadjon; Pakar Pendidikan, Anita Lie; Politisi Komisi VIII DPR RI, Diah Pitaloka; Ketua Komda Pemuda Katolik Jawa Timur,  Agatha Retnosari; Rohaniawan Katolik, Romo Edi Laksito.

Tema itu sengaja dipilih karena munculnya pro kontra di dunia pendidikan non pesantren dan keagamaan lantaran adanya RUU Pesantren dan Pendidikan Keagamaan.

Menurut Ketua Komda Jatim, Agatha Retnosari, RUU tersebut tidak sesuai dengan asas-asas pembentukan perundangan-undangan.

“Kuat dugaan tidak didukung naskah akademik yang diperuntukkan pendidikan keagamaan,” katanya.

Menurutnya, Pasal 85 Ayat 1 sampai 4 RUU Pesantren dan Pendidikan Keagamaan, tidak memahami kekhasan gereja Katolik, khususnya mengenai bentuk peribadatan ajarin gereja Katolik.

“Harusnya pembahasan RUU ini melibatkan kami sebagai elemen atau Ormas gereja Katolik di Indonesia,” katanya.

Agatha berharap melalui seminar ini, dapat mendesak Komisi VIII DPR RI untuk menunda pengesahan RUU. Ia menganjurkan, untuk menggodok kembali RUU tersebut, melibatkan para pakar pendidikan dan elemen Ormas keagaaman lainnya.

“Sehingga tercipta produk hukum pendidikan keagamaan yang aspiratif dan jauh dari potensi konflik di tengah masyarakat,” pungkasnya.

sumber : tribunnews.com

Pemuda Katolik : Jangan Ada Embel-embel Politik di Perayaan Natal

0
Ketua Pemuda Katolik Komda Kalimantan Barat (dok.rri)

 

KBRN, Pontianak : Pemuda Katolik Kalimantan Barat (Kalbar) menginginkan perayaan Natal 25 Desember 2018 bebas dari kepentingan politik. Seyogyanya, Natal ini dijadikan ajang untuk bersilaturahmi dan meningkatkan kerukunan hidup antar umat beragama.

“Natal inikan hari besar keagamaan. Maka harus dimanfaatkan bagi yang merayakan, untuk meningkatkan iman dan pertaubatan. Selain itu, Natal ini juga kesempatan untuk bersilaturahmi, siapapun bisa menggunakan momentum ini tanpa embel-embel politik,” kata Ketua Komisariat Daerah Pemuda Katolik Kalbar Maskendari, saat dihubungi via telepon, Sabtu (22/12/2018).

Maskendari juga setuju, jika dalam kegiatan keagamaan seperti perayaan Natal, semua pihak khususnya yang terlibat sebagai peserta Pemilu 2019, bisa menanggalkan atribut politiknya. Termasuk menghindari pemasangan alat peraga kampanye (APK) di kegiatan Natal.

“Intinya, momentum Natal adalah tempat kita untuk menanggalkan atribut politik, membangun silaturahmi yang tulus. Sehingga kembali ke kehidupan antar individu yang lebih nyaman,” jelasnya.

‘Kan sudah jelas dalam aturan, jika peserta pemilu dilarang memanfaatkan kegiatan keagamaan untuk berkampanye. Termasuklah memasang APK, karena itu bagian dari kampanye atau citra diri,” pungkasnya.

sumber : rri.co.id

INI PESAN KETUA UMUM PEMUDA KATOLIK SEBELUM TERPILIH

0
Ketua Umum PP Pemuda Katolik, dr Karolin Margret Natasa memberikan kata sambutan usai Misa Pembukaan Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik di Millenium Ballroom, Kupang, Nusa Tenggara Timur. [HIDUP/A.Bilandoro]

HIDUPKATOLIK.com – Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Pemuda Katolik periode 2015-2018, dr Karolin Margret Natasa, secara mufakat telah terpilih kembali sebagai Ketua Umum dalam Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik 2018 yang berlangsung di Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada 7-9 Desember 2018 lalu.

Dalam kesempatan usai Misa Pembukaan Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik bersama Uskup Agung Kupang, Mgr Petrus Turang di Millenium Ballroom, Karolin menyampaikan kata sambutan sebagai berikut:

Hari ini kita kembali bergerak dari seluruh penjuru Indonesia, untuk memikirkan masa depan organisasi untuk bangsa dan negara, tiga tahun kedepan. Sesuai dengan amanat Kongres Batam, maka tuan rumah pelaksanaan Kongres adalah Nusa Tenggara Timur (NTT).

Saya mencoba menghubungkan dengan situasi kebatinan hari-hari belakangan ini. Kongres Pemuda Katolik kali ini dilaksanakan di NTT adalah bagian dari rencana Allah, bukan suatu kebetulan.

Kita, dengan situasi yang berkembang akhir-akhir ini, ada kekhawatiran, bahkan ketakutan, atas nama Pemilu Pilkada dengan berbagai isu. Hari ini kita bisa berkumpul dari seluruh masyarakat NTT, kami sudah merasakan sambutan yang luar biasa.

NTT dengan populasi masyarakat umat Katolik yang besar, turut hadir pula perwakilan dari Jawa Timur, Aceh, dan Sumatra Barat, yang mengalami situasi yang berbeda. Dengan berada di NTT, mereka menghadapi situasi yang berbeda. Ini akan menjadi sumber energi bagi PK dalam berkarya .

Sampai sekarang, saya sering ditanya, apakah PK sama seperti PMKRI (Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia), beda! OMK (Orang Muda Katolik)? Bukan.

Kita sudah ada sejak Indonesia sedang berjuang untuk merdeka. PK bertugas untuk mencetak orang, itulah yang tersulit, di semua lini. Orang Katolik harus mampu terlibat untuk kesejahteraan bersama.

Kami dari PP melakukan berbagai upaya kaderisasi, memaksimalkan, menghadirkan PK di seluruh penjuru tanah air. Oleh karena itu kami hadir di NTT, bukan sekadar memilih Ketua untuk tiga tahun kedepan. Kita sama-sama duduk dan bicara, mau kemana organisasi ini.

Tantangan ideologi kebangsaan mulai dipertanyakan. Dimanakah PK, bersama elemen lain, teman-teman dari GP Ansor, Muhammadiyah, bahwa PK dibentuk bukan hanya untuk kepentingan sesaat, tetapi kepentingan negara Indonesia.

Tinggalkan semua konflik-konflik yang tidak produktif, mari kita bicara untuk kepentingan umum. Berbuat untuk bangsa tidak hanya sewaktu kita menjadi wakil rakyat atau gubernur, tetapi apa yang kita buat bagi kaum kita, yang lemah. Politik adalah keberpihakan sebagai umat Katolik, dan iman Katolik adalah kepada mereka yang lemah. Kita perlu menerjemahkan iman kita dalam wujud yang nyata.

Terimakasih kepada Mgr Turang sejak tiga tahun yang lalu. Apakah PK? PK tidak alergi dan tidak anti pada politik. Ketika kita ingin mewujudkan cita-cita kita, maka kekuasaan dan keberpihakan adalah salah satu langkah yang perlu kita ambil, dengan segala resikonya.

Pemerintah Provinsi membantu kita 250 juta, dan dari Keuskupan 100 juta rupiah. Ini transparan dan akuntabel, disebut saja. Perlu kami beritahukan, panitia masih defisit, Pak Wagub. Inflasi tertinggi disebabkan oleh tiket, dan ini yang menyebabkan defisit.

Ketua Umum PK juga turut berterimakasih kepada teman-teman di pengurus pusat, para Komda (Komisariat Daerah), lintas agama. “Saya yakin tidak bisa melaksanakan ini tanpa dukungan anda,” kata Karolin.

“Karolin, kenapa mau jadi Ketua PK?”, tanya seorang umat. Ketika tiga tahun saya pontang-panting, apa sih yang saya kerjakan? Karena kita ingin generasi kita lebih baik dari kita hari ini. Generasi di masa yang akan datang mampu berbuat lebih baik melalui kehidupan berbagsa dan bernegara.

Teman-teman pengurus, jangan sia-siakan harapan yang dititipkan kepada kita.
“Berlayar ke kota kupang, kapal berlayar di bukit tinggi,
Siang malam selalu dikenang, Pemuda Katolik untuk NKRI
Tujuh buah bukit ku ukir, hanya satu lemari kaca
Pemuda Katolik itu pemikir, tidak takut berkarya nyata. 

Ketua Umum berserta seluruh Komda yang mendapatkan penghargaan dari PP Pemuda Katolik (dok.hidup)

Salve!

sumber : hidupkatolik.com

dr. Karolin Margret Natasa Kembali Pimpin PP Pemuda Katolik

0
Dr. Karolin Margret Natasa Kembali Pimpin PP Pemuda Katolik
Ketua Umum PP Pemuda Katolik, dr. Karolin Margret Natasa saat berfoto bersama seusai Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik di Swiss-Be linn hotel Kota Kupang, NTT, Minggu (9/12/2018).
dr. Karolin Margret Natasa menjadi ketua umum terpilih secara aklamasi karena mendapat dukungan penuh 20 Komda Pemuda Katolik

POS-KUPANG.COM | KUPANG – Riuh tepuk tangan dan pekikan ‘Pro Ecclesia Et Patria’ tak hentinya diteriakan saat pimpinan sidang dalam Kongres XVII Pemuda Katolik membacakan ketetapan dr. Karolin Margret Natasa sebagai Ketua Umum Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Katolik periode 2018-2021.

Dinamika terjadi saat pembahasan dan pengesahan tata tertib (tatib) persidangan hingga penutupan Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik oleh Ketua Umum terpilih, dr. Karolin Margret Natasa.

Karolin menjadi ketua umum terpilih secara aklamasi karena mendapat dukungan penuh 20 Komisariat Daerah (Komda) dari 21 Komda Pemuda Katolik yang mengikuti Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik.

Dukungan sebagian besar dukungan disampaikan secara langsung saat sidang pandangan umum Komda-Komda terhadap pandangan umum terhadap Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) PP Pemuda Katolik periode 2015-2018.

Sebagian Komda lainnya memberikan dukungan saat pengajuan bakal calon dalam sidang Pemilihan ketua umum PP Pemuda Katolik periode 2018-2021.

Sumber : tribunnews

Karolin Margret Natasa Ketum Pemuda Katolik 2018-2021

0
Penyerahan Palu Sidang dari Pimpinan Sidang Kongres XVII kepada Ketum Pemuda Katolik Terpilih Karolin Margret Natasa di Swiss-Belin Kristal Hotel, Kupang, Minggu (9/12) Foto: SP/Yustinus Patris Paat
 KUPANG – Bupati Landak Karolin Margret Natasa terpilih kembali menjadi Ketua Umum Pemuda Katolik periode 2018-2021 di acara Kongres XVII Pemuda Katolik, yang digelar Swiss-Belin Kristal Hotel, Kupang, Minggu (9/12) pagi. Karolin direkomendasikan dan didukung oleh 20 Komisariat Daerah definitif dari seluruh Indonesia dan terpilih secara aklamasi.

“Kongres Pemuda Katolik menetapkan Saudari dr. Karolin Margret Natasa sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik Perioden 2018-2021. Ketetapan ini berjaku sejak ditetapkan, ditetapkan di Kupang, tanggal 9 Desember 2018,” ujar Ketua Sidang Kongres Stefanus Asat Gusma saat membacakan ketetapan Kongres tentang Ketum Terpilih.

Gusma mengatakan Karolin terpilih melalui forum kongres yang diselenggarakan sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga organisasi. Karolin, kata dia juga telah memenuhi syarat-syarat menjadi calon ketum sebagaimana diatur dalam Tata Terbit Kongres.

“Kriteria dan syarat tersebut adalah menjunjungi tinggi dasar negara Pancasila, beragama Katolik dan berkepribadian Kristiani, pernah atau sedang secara aktif dalam pengurus Pemuda Katolik minimal satu periode, tidak menjabat Ketum OKP lain, mendapat dukungan 20 Komda,” jelas dia.

Setelah ketetapan tentang Ketum Pemuda Katolik Terpilih dibacakan, pimpinan sidang diserahkan kepada Karolin untuk membentuk formatur yang diberi mandat penuh untuk menyusun dan menetapkan komposisi personalia Pengurus Pemuda Katolik Periode 2018-2021.

Berdasarkan kesepakatan forum Kongres, susunan formatur terpilih adalah Ketum Terpilih Karolin Margret Natasa, Pengurus Pusat Demisioner Christoper Nugroho, Dewan Pembina Franky Sibarani, perwakilan Komisariat Daerah atau Komda (pengurus setingkat provinsi) Jawa Barat dan Sulawesi Utara serta perwakilan Komisariat Cabang atau Komcab (pengurus setingkat kabupaten/kota) Kota Kupang dan Lampung.

Karolin mengaku bersedia kembali menjadi Ketum Pemuda Katolik karena dorongan dari pengurus Komda dan Komcab se-Indonesia. Selain itu, dia juga mau meneruskan apa yang telah dibangunnya selama periode 2015-2018.

“Kami telah meletakkan dasar melakukan proses kaderisasi secara berjenjang sehingga komisariat daerah dan komisariat cabang bisa ada dan hidup kembali di seluruh Indonesia agar bisa mencetak kader-kader pemuda Katolik yang berkualitas dan berintegritas,” kata Karolin saat sambutannya.

Sejak terpilih menjadi Ketum di Kongres Batam tahun 2015 lalu, Karolin langsung fokus pada program konsolidasi organisasi. Dia menyadari betul bahwa organisasi Pemuda Katolik adalah organisasi kader di mana ujung tombak pergerakan organisasi adalah para kader yang andal, berkualitas dan berintegritas.

“Karena itu, memang kita dorong konsolidasi yang utuh baik proses maupun strukturnya. Komcab harus punya anggota dan komda didukung oleh komcab-komcab yang definitif. Dalam menjalankan kegiatan organisasi, seperti Mapenta, Muskomcab dan Muskomda, kita juga mendorong para kader untuk melibatkan dan berkomunikasi denhan gereja dan pemerintah setempat,” ungkap dia.

Alhasil, sampai saat ini sudah terbentuk 32 komda dengan rinciang 21 komda definitif dan 11 komda menuju definitif yang prosesnya melalui carataker serta komcab yang sudah terbentuk di ratusan kabupaten/kota dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas sampai Pulau Rote.

Meskipun demikian, Karolin menyadari tidak mudah menggerakan dan menghidup organisasi nasional seperti Pemuda Katolik. Sejumlah tantangan yang dihadapinya selama memimpin Pemuda Katolik, antara lain keterbatasan dana, pemberdayaan SDM yang belum maksimal, persoalan kesamaan visi dan misi serta luas jangkauan wilayah Indonesia.

“Tidak mudah sebenarnya membangun Pemuda Katolik ini. Setiap daerah punyai persoalan dan tingkat kesulitannya masing-masing. Karena itu, perlu kerja sama dari teman-teman pengurus daerah untuk membangun dan menghidup Pemuda Katolik di daerah masing-masing dengan mengatasi berbagai persoalan dan tantangan yang ada. Saya bisa berdiri kuat sebagai Ketum karena topangan dari teman-teman pengurus pusat dan daerah. Ke depan, mari terus wujudkan Pemuda Katolik sebagai garda terdepan menjada Gereja dan NKRI,” pungkas dia.

Karolin terpilih menjadi Ketua Umum Katolik saat kongres di Batam pada tahun 2015. Sebelumnya, dia menjadi Sekretaris Jenderal periode 2012 sampai 2105, mendampingi Agustus Tamo Mbapa. Karena kinerja dinilai baik oleh Komda dari seluruh Indonesia, Karolin pun didorong kembali menjadi Ketum periode 2018-2021.

Selain aktif di organisasi Pemuda Katolik, anak dari Mantan Gubernur Kalimantan Barat Cornelis ini, juga mempunyai pengalaman menjadi anggota legislatif dan eksekutif. Saat ini, Karolin sedang menjabat sebagai Bupati Landak, Kalbar (2017-2022). Kemudian, Karolin juga sempat ikut dalam pertarungan Pemilihan Gubernur Kalbar 2018. Namun, sayangnya, Karolin yang berpasangan dengan Suryadman Gidot kalah dari pasangan Sutardmiji dan Rai Norsan.

Perempuan yang lahir di Mempawah, 12 Maret 1982 (usia 36 tahun) ini juga pernah menduduki kursi DPR RI daerah pemilihan Kalimantan Barat periode 2009-2014 dan 2014-2019.

sumber : beritasatu

SUKSESKAN KONGRES PEMUDA KATOLIK XVII DI KUPANG

0
Komisariat Daerah (KomDa) Bangka Belitung (Babel) hadir 9 orang bersama Pastor Moderator Hans K Jeharut, tiba di Swiss-Belinn Kristal, Jumat, 7/12. [HIDUP/A.Bilandoro]
 HIDUPKATOLIK.com – Kongres Nasional Pemuda Katolik XVII tengah berlangsung di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 7-9 Desember 2018. Tetapi pada Jumat, rombongan dari Komda Bangka Belitung (Babel) tampak baru tiba pada pukul sembilan malam.

Meski demikian hal itu tidak menyurutkan semangatnya, sebagaimana disampaikan oleh Ketua Komda Babel, Me Hoa. Ia percaya, melalui Organisasi Kepemudaan Pemuda Katolik dan kongres yang akan diikuti, akan berkontribusi pada Tanah Air lewat berbagai proses, teknis, dan buahnya. “Misalnya pemahaman dan mentalitas semua Pemimpin Komda dan Komcab yang mempunyai Hak Suara, juga tentang pentingnya menyukseskan Kongres ini, berkaitan dengan pemilihan Ketua Umum periode selanjutnya,” tutur wanita yang juga anggota DPRD Bangka Tengah (2009-2019)

Ada sembilan orang yang turut hadir dan siap memberikan hak suara, bersama Pastor Moderator Hans K Jeharut. Dalam usia 1,5 tahun, Pemuda Katolik Bangka Belitung berterimakasih kepada Ketua Umum Pemuda Katolik, Karolin Margret Natasa yang selama ini sudah memimpin dan memberikan contoh kepemimpinan yang optimis. “Terimakasih kepada seluruh Pengurus Pusat dan teman-teman Komda, KomCab se-Tanah Air,” tuturnya.

Sementara itu anggota delegasi Kongres Nasional Pemuda Katolik XVII yang berangkat dari Bandara Soekarno Hatta, Jakarta menuju Bandara El Tari, Kupang pada Jumat dini hari, 7/12 adalah rombongan dari Komisariat Daerah (Komda) Jawa Barat (terdiri dari Kabupaten Bekasi, Bogor, Sukabumi, Depok) dan DKI Jakarta.

Rombongan dari Komda DKI Jakarta dan Komda Jawa Barat yang akan berangkat ke Kupang pada Jumat, 7/12. [HIDUP/A.Bilandoro]

Dari Komisariat Cabang (Komcab) Kabupaten Bogor Vincent Santo Oktavianus bersama sekretaris (peninjau), Komcab dari kota Depok, dan Ketua Komcab Sukabumi, Felix Arberd, bersama Sekretaris dan Bendahara. Juga tampak Caretaker Komcab.Bekasi, Simon Paska Banu bersama anggota Arnoldus Simbolon. Dalam Kongres Nasional, “Kami akan melakukan evaluasi di dalam, baru kemudian dipaparkan dalam pelaksanaan Kongres selama sidang”, jelas Vincent.

Dalam kesempatan itu, Ketua Bidang Kepemudaan dan Olah Raga, Aloysius Fransiskus Edomeko menuturkan tentang masa jabatan kepengurusan yang akan berakhir pada tahun ini. Salah satu kegiatan yang telah digagas bersama dengan pemuda-pemuda lain yang melibatkan Muhamadiyah dan kelompok umat beragama Hindu, Budha, Kristen telah melakukan program pembersihan Masjid, Gereja, dan rumah Ibadah, untuk menjaga kerukunan antar umat beragama.

Ia berharap agar program yang telah dibuat oleh kepengurusan sebelumnya, semuanya telah berjalan baik hingga di tingkat Komcab, ada suatu perubahan dari tahun ke tahun dan berjalan beriringan. “Laporan Pertanggung-jawaban telah dibuat oleh Ketua dari semua divisi, yang akan disampaikan dalam Kongres,” ujar pria yang biasa disebut Alfon.

Ia menambahkan, untuk bagian Pemuda dan Olahraga beririsan dengan bidang lain. Yang belum dikerjakan adalah membentuk Satgas Kepemudaan (seperti Banser NU). Ia berharap pada kepengurusan selanjutnya dapat terwujudkan.

Rombongan Jakarta tiba di Bandara El Tari, Kupang pada pukul 07.20 WITA. Dalam perjalanan menuju Swiss-Belinn Kristal Kupang, tempat dimana Kongres berlangsung, sederetan bendera Pemuda Katolik terpasang di Jembatan Liliba, menuju bundaran PU. Mendekati hotel yang terletak di Jalan Timor Raya itu, nampak baliho dan spanduk ucapan selamat dari beberapa wakil rakyat dan pemerintahan.

Pada Sabtu, 8/12, pada pukul 09.00-10.30 akan berlangsung misa pembukaan yang akan dipimpin oleh Uskup Agung Kupang, Mgr Petrus Turang, bertempat di Millenium Ballroom. Dilanjutkan dengan Pembukaan Kongres Pemuda Katolik XVII, yang diharapkan akan dibuka oleh Presiden Republik Indonesia, Ir Joko Widodo. “Selamat dan sukses untuk Kita semua. Selamat Kongres,” tutur Me Hoa.

Pro Ecclesia, Et Patria. Untuk Gereja dan Tanah Air.

Sumber : hidupkatolik.com

32 KOMDA PEMUDA KATOLIK BERSIAP MENGIKUTI KONGRES NASIONAL KE-17

0

HIDUPKATOLIK.com – Beberapa pengurus Pemuda Katolik diantaranya dari Komisariat Daerah (Komda) Jawa Barat dan DKI Jakarta dengan peserta dari Komisariat Cabang (Komcab), Jumat pukul dua dini hari, 7/12, tampak berkumpul di terminal 2E Bandara Soekarno Hatta. Mereka bersiap untuk berangkat ke Kupang, menghadiri Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik.

“Masih ada kloter lainnya yang juga akan berangkat. Tetapi dipastikan di Kupang sudah ada Komda maupun Komcab dari berbagai Provinsi,” ujar pengurus Pemuda Katolik, A.Benny Wijayanto bersama beberapa rekan.

Benny juga menyampaikan bahwa hingga kini belum dapat dipastikan apakah Presiden RI Joko Widodo dapat membuka Kongres Nasional yang berlangsung pada Jumat hingga Minggu, 7-9 Desember 2018.

Sumbangan ke Panti Asuhan
Salah satu agenda dalam kegiatan ini ialah penyerahan bantuan berupa sembako dan donasi dana ke Panti Asuhan Bhakti Luhur Cabang Baumata, Kabupaten Kupang yang dikelola oleh para Suster ALMA.

Suster-suster ALMA yang berkarya di panti asuhan Bhakti Luhur , bersama beberapa anak asuh. [HIDUP/Antonius Bilandoro]

Usai pemberian sumbangan, dilanjutkan dengan kunjungan silaturahim ke rumah pribadi mantan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menjabat selama dua periode (2003-2008, 2008-2013), Frans Leburaya.Di lain tempat, peserta Kongres tampak hadir memenuhi hotel Swiss-belinn Kristal yang terletak di Jalan Timor Raya, Kupang. Mereka datang dari 32 provinsi di Indonesia, terdiri dari 32 Komda, mulai dari Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. “Minus Gorontalo (karena hanya ada satu paroki) dan Sulawesi Barat yang masih belum terjangkau oleh Pemuda Katolik,” ujar Asta Ivo Bonny Sembiring dari Pengurus Pusat (PP) Pemuda Katolik di bidang Publikasi dan Informasi.

Ditempat yang sama akan diadakan Seminar Nasional pada pukul 2 siang hingga 6 malam.

Secara khusus akan diadakan jamuan makan malam bersama antara Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Victor Bungtilu Laiskodat dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), bertempat di RM Bukit Intan.

sumber : hidupkatolik.com

 

PEMUDA KATOLIK MINTA CAPRES-CAWAPRES GUNAKAN MASA KAMPANYE UNTUK PENDIDIKAN POLITIK

0

Jakarta – HIDUPKATOLIK.com –  Pengurus Pusat Pemuda Katolik meminta peserta Pemilu 2019 khususnya pasangan presiden dan wakil presiden menggunakan masa kampanye sebagaimana mestinya, yakni menjadi momentum pendidikan politik bagi masyarakat pemilih.

Harapan ini akan menjadi salah satu isu yang akan dibahas dalam kongres XVII Pemuda Katolik di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Kampanye harus digunakan mensosialisasikan visi, misi, dan program membangun Indonesia yang lebih baik. Dengan begitu akan memberikan pendidikan politik yang mencerdaskan kepada masyarakat pemilih,” ujar Sekretaris Pengarah (Steering Committe) Kongres Pemuda Katolik XVII, Frederikus Lusti Tulis saat konferensi di Hotel Swiss-Belinn Kristal, Kupang, Kamis (6/12).

Ferdi, sapaan akrabnya, mengatakan Pemuda Katolik menilai kampanye paslon belum menyentuh makna substansial dari kampanye sebagai pendidikan politik. Masa kampanye, kata dia, masih diisi dengan saling cemooh, saling sindir, dan saling fitnah antara paslon dan tim suksesnya.

“Hal tersebut tentunya merugikan paslon dan masyarakat pemilih. Paslon akan kehilangan banyak waktu dan energi untuk menyampaikan visi-misi dan programnya. Sedangkan masyarakat akan terjebak dalam kebingungan untuk menentukan pilihannya,” tandas dia.

Padahal, kata dia, masyarakat pemilih dituntut untuk memilih pemimpin secara rasional, yakni memilih dengan pertimbangan visi-misi, program kerja, serta rekam jejak calon pemimpin.

Namun, ketika masyarakat tidak disuguhkan dengan informasi visi-misi, program kerja serta rekam jejak, maka pilihannya bisa hanya berdasarkan pertimbangan psikologis atau emosional dan sosiologis.

“Karena itu, Pemuda Katolik mempunyai panggilan moral untuk mengingatkan paslon agar memanfaatkan masa kampanye dengan memberikan pendidikan politik yang mencerdaskan pemilih,” imbuh Ferdi.

Pemuda Katolik Netral
Lebih lanjut, Ferdi menegaskan bahwa secara organisasi Pemuda Katolik netral dalam pemilu legislatif dan pemilihan presiden 2019.

Karena itu, kata dia, para kader Pemuda Katolik dilarang keras menggunakan atau mengatasnamakan Pemuda Katolik untuk mendukung partai atau pasangan capres-cawapres tertentu.

“Posisi kita secara organisasi jelas netral dalam Pemilu 2019,” tegas dia.

Pemuda Katolik, kata Ferdi, hanya meminta para kadernya menggunakan hak pilih secara bertanggung jawab. Yang terpenting, kata dia menggunakan hak pilih dengan sebaik-baiknya sebagai bentuk pertanggungjawaban moral menghasilkan pemimpin yang berkualitas dan berintegritas.

“Silakan gunakan hak pilih, tidak boleh golput tetapi jadilah pemilih yang cerdas, yang memilih berdasarkan pertimbangan visi-misi, program, dan rekam jejak para peserta pemilu,” ungkap dia.

Selain mendorong para kader menggunakan hak pilih secara bertanggung jawab, Ferdi juga mengatakan Pemuda Katolik akan terlibat aktif mengkawal proses tahapan pemilu.

Di beberapa daerah, kata dia, para kader pemuda katolik terlibat dalam pengawasan partisipatif untuk memastikan tahapan pemilu berjalan sesuai aturan yang berlaku. “Kita pastikan tahapan pemilu berlangsung tanpa hoax, tanpa politik SARA, dan tanpa politik uang yang bisa memecah belah bangsa,” pungkas dia.

sumber : hidupkatolik.com

PEMUDA KATOLIK HARAPKAN PRESIDEN JOKOWI MEMBUKA KONGRES XVII

0

Kupang – HIDUPKATOLIK.com – Sekretaris Jenderal Pemuda Katolik Chrisptopher Nugroho mengharapkan Presiden RI Joko Widodo membuka Kongres XVII Pemuda Katolik yang digelar Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Jumat sampai Minggu, 7-9 Desember 2018.

Christ, sapaan akrabnya, mengatakan pihaknya sudah mengirimkan surat undangan resmi ke Istana dan sampai saat ini masih melakukan komunikasi dengan pihak istana.

“Kita terus melakukan komunikasi terkait kehadiran Presiden Jokowi untuk membuka Kongres XVII Pemuda Katolik. Kita berharap Pak Jokowi bisa hadir,” ujar Chris saat konferensi pers di Hotel Swiss-Belinn Kristal, Kupang, Kamis (6/12).

Kehadiran Presiden Jokowi, kata Christ sangat penting dan bermakna untuk menyapa para kader Pemuda Katolik dari seluruh Indonesia yang menghadiri Kongres XVII. Kehadiran tersebut juga dinantikan oleh masyarakat NTT yang menjadi tuan rumah kongres.

“Kita tentu ingin mendengarkan langsung Pak Jokowi menyampaikan pesan-pesan kebangsaan dan bersamaan itu, kita juga akan menyampaikan secara langsung apa dan bagaimana Pemuda Katolik berkontribusi untuk bangsa dan negara. Kita berdoa bersama agar Pak Jokowi bisa hadir di Kongres Pemuda Katolik,” ungkap dia.

Lebih lanjut, dia mengatakan jika Presiden Jokowi tidak bisa hadir secara fisik, mungkin bisa hadir dalam bentuk lain, seperti digantikan oleh salah satu menterinya. Sementara itu komunikasi dengan pihak istana masih intensif dilakukan.

Sementara Ketua Pengarah (SC) Ardy Susanto mengatakan Kongres XVII akan dihadiri oleh 300 lebih para kader Pemuda Katolik dari seluruh provinsi dan kabupaten se-Indonesia.

Kegiatan nasional ini, kata Ardy mengusung tema “Mewujudkan Peran dan Kepemimpinan Pemuda dalam Memajukan Kesejahteraan Umum”.

“Dengan tema ini, kita nanti akan mengevaluasi kegiatan-kegiatan atau program kita selama ini dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan merumuskan langkah-langkah konkret apa ke depannya,” tutur dia.

Ardy menjelaskan, kongres merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi Pemuda Katolik yang diselenggarakan tiga tahun sekali. Melalui Kongres, Pemuda Katolik akan mengevaluasi dan merumuskan program dan kebijakan organisasi baik internal dan eksternal.

“Selain itu, melalui forum kongres akan dilakukan juga pemilihan ketua umum baru,” kata dia.

Rangkaian kegiatan kongres akan dimulai Jumat (7/12) pagi dengan acara penyerahan bantuan Pemuda Katolik ke Panti Asuhan Susteran Alma di Baumata, Kabupaten Kupang. Kemudian dilanjutkan dengan pertemuan dengan Mantan Gubernur NTT Frans Lebu Raya di kediamannya.

Pada hari yang sama, juga akan dilakukan seminar nasional dengan menghadirkan pembicara tokoh-tokoh nasional seperti Menteri ESDM Ignatius Jonan, Staf Khusus Presiden Bidang Intelijen dan Keamanan Komjen Pol Gories Mere, Komisaris Utama PT Taspen Franky Sibarani dan Bupati Jayapura Matius Awoitouw.

“Malam kita dinner dengan Gubenur NTT Pak Viktor Laiskodat dan Forkopimda Provinsi NTT di RM Bukit Intan, Kupang,” ungkap Ardy.

Pada Sabtu, 8 Desember 2018, Kongres akan diawali dengan misa pembukaan oleh Uskup Agung Kupang Mgr Petrus Turang di Ballroom Millenium, Kota Kupang. Kemudian dilanjutkan dengan pembukaan kongres oleh Presiden Jokowi atau yang mewakili.

“Setelah pembukaan akan dilanjukan dengan Sidang-sidang internal Pemuda Katolik sampai dengan pemilihan Ketua Umum (Ketum) baru. Kongres akan ditutup pada Minggu, 9 Desember 2019. Kita doakan semoga semuanya berjalan lancar dan aman,” pungkas Ardy.

Saat ini, Pemuda Katolik dipimpin oleh Karolin Margret Natasa sebagai Ketum dan Christoper Nugroho sebagai Sekjen. Karolin terpilih menjadi Ketum Pemuda Katolik pada Kongres XVI di Batam pada tahun 2015. Dikabarkan Bupati Landak, Kalimantan Barat tersebut bakal maju lagi menjadi Ketum Pemuda Katolik untuk periode kedua.

Sumber : hidupkatolik.com

 

Gubernur NTT Terima Pengurus Pusat Pemuda Katolik

0

KUPANG – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Victor Bungtilu Laiskodat menerima audiensi Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik Karolin Margret Natasa, Sekjen PP Pemuda Katolik Christhoper Nugroho di Rumah Jabatan Gubernur NTT, Kupang, Selasa (20/11/2018).

Audiensi ini dalam rangka persiapan Kongres Nasional XVII Pemuda Katolik di Kupang pada tanggal 7-9 Desember 2018.