Pemudakatolik.or.id, China – Salah satu agenda penting Pengurus Pusat Pemuda Katolik adalah memperkuat ekosistem organisasi dalam konteks kerja bisnis digital organisasi. Keseriusan Pemuda Katolik atau upgrading clustering kader ini diwujudkan dengan mengutus dua kader untuk belajar ke Negeri China.
Hal ini disampaikan Ketua Umum pemuda Katolik, Stefanus Asat Gusma. Ia mengatakan selama 2 minggu dua kader atas nama Luciana Dita Chandra selaku Ketua Departemen dan Distribusi Kader Pengurus Pusat Pemuda Katolik dan Bonaventura Primus Agia Alumni Huaqiao University, Quanzhou – China, anggota Pemuda Katolik Komisariat Semarang, Komisariat Daerah Jawa Tengah mengikuti kegiatan ASEAN-China Young Leaders Scholarship (ACYLS) and Centre for International Studies on Development and Governance at Zhejiang University.
“Dua kader ini akan belajar soal peluang kerja sama ekonomi digital China-ASEAN terkait konektivitas digital. Ada pelatihan para talenta ekonomi digital, menjalin kemitraan kerja sama di bidang ekonomi digital,” ujarnya.
Gusma melanjutkan, kegiatan ACYLS di China ini untuk akselerasi organisasi berbasis sumber daya kader atau clustering kader sebagaimana sesuai program Pengurus Pusat Pemuda Katolik. “Ada ultimate goal khususnya penguatan potensi dan sumber daya kader di unit kerja bisnis berbasis digital. Pemuda Katolik sangat serius mengembangkan bisnis digital organisasi dengan melatih para kader, bangun kerja sama berskala nasional maupun internasional sehingga para kader siap memasuki era digital,” kata Gusma.
Hal senada disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Johanes SM Sitohang. Sebutnya, program ASEAN – China Young Leaders Scholarship dengan melibatkan dua kader Pemuda Katolik di China sejalan dengan semboyan Reborn and grow further, sebuah panggilan berorganisasi yang baru. Cara berorganisasi yang berkembang, maju, dan bertumbuh tidak saja secara nasional tetapi secara internasional.
“Harapannya pengetahuan dan pengalaman bertemu dan belajar dengan seluruh perwakilan negara-negara ASEAN dapat menambah komitmen organisasi untuk terus bertumbuh lebih besar, kiprah nyata, kontekstual, dan berdaya saing,” ujarnya.
Lanjutnya, undangan mengikuti program ini mendapatkan animo yang cukup besar dari kader kita se-tanah air namun karena keterbatasan kuota maksimal dua orang saja maka Pengurus Pusat Pemuda Katolik memutuskan melalui mekanisme proses seleksi tertutup. Program ini juga terlaksana berkat inisiasi dan kerja keras dari Regina Vianney Ayudya, Selaku Wasekjen Bidang Digital dan Ekonomi Kreatif PP Pemuda Katolik.
Sebagai informasi, saat ini Pemuda Katolik genjot jiwa para kader dengan berbagai unit bisnis yang sudah berjalan. Ada Petra Natural yang terdiri dari berbagai produk kecantikan dan perawatan yang diproduksi bebas dari bahan pengawet, bebas bahan kimia, berbahan alami dan bebas uji coba pada hewan. Ada Bank Sampah Petra dengan menampilkan pemilihan sampah sesuai kategori, mengurangi sampah, memanfaatkan dan daur ulang sampah. Ada Petra Natural adalah program pemberdayaan ekonomi untuk seluruh kader. Ada Aplikasi Desa Terhubung sebagai sistem layanan desa yang terkoneksi, ada Program Petra Digital dengan Kominfo; ada Pertashop yaitu outlet penjualan Pertamina berskala tertentu untuk melayani kebutuhan konsumen BBM non subsidi.*