Pemudakatolik.or.id, Jakarta – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama Pengurus Pusat Pemuda Katolik laksanakan workshop Implementasi Program Prioritas Pembangunan Keluarga untuk Remaja di DKI Jakarta. Kegiatan workshop ini dilaksanakan secara tatap muka selama 2 hari di Park Hotel, Cawang.
Agebda ini dihadiri oleh beberapa ASN BKKBN di Direktorat Bina Ketahanan Remaja BKKBN, Jajaran Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Jajaran Pengurus Pemuda Katolik Komisariat Daerah DKI Jakarta, Guru-guru Pendamping, dan 100 peserta dengan usia remaja 15-19 tahun di wilayah DKI Jakarta. (Kamis, 4/8/22).
Dalam proses pelaksanaannya, Pemuda Katolik Komisariat Daerah DKI Jakarta menjadi mitra kerja sekaligus menjadi tuan rumah yang ditunjuk oleh Pengurus Pusat Pemuda Katolik sebagai provinsi pertama yang melangsungkan workshop bersama BKKBN.
Adapun kerjasama ini telah terjalin sejak dilangsungkannya Rapat Kerja Nasional Pengurus Pusat Pemuda Katolik di Manado pada Mei yang lalu. Dimana kegiatan workshop ini akan di gelar secara kolaborasi antara BKKBN dan Pengurus Pusat Pemuda Katolik di 34 Provinsi di seluruh Indonesia.
Tahun 2021 merupakan tahun strategis dalam upaya pencegahan dan penurunan stunting. Sebagaimana pidato Presiden Joko Widodo pada saat pembukaan Rakornas Program Bangga Kencana di Istana Presiden pada tanggal 28 Januari 2021, BKKBN mendapat peran sebagai ketua koordinator pelaksana dalam pencegahan stunting.
Dalam sambutannya, mewakili Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, Nopian Andusti, selaku Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) mengatakan bahwa pentingnya generasi unggul dalam menyongsong Indonesia Emas pada tahun 2045 mendatang.
“Menuju 100 tahun Indonesia Merdeka, BKKBN akan berfokus pada pencegahan stunting di tanah air dikarenakan pertumbuhan fisik dan juga perkembangan otak setiap anak akan berpengaruh pada Sumber Daya Manusia kedepanm,” ucap Nopian.
Dirinya berharap agar program priotas tersebut dapat disebar secara massif dari level pusat hingga ke daerah dan Pemuda Katolik mengambil peran ini sebaik mungkin untuk menindaklanjuti MoU yang sudah ditandatangani oleh BKKBN dan PP Pemuda Katolik.
“Kedepannya, agar program prioritas ini disebarkan secara masif ke tingkatan seluruh daerah di Indonesia dan untuk menindaklanjuti Memorandum of Understanding (MoU) yang telah disepakati bersama antara BKKBN dan Pengurus Pemuda Katolik maka kami berharap Pemuda Katolik tetap turut ambil bagian dalam proses sosialisasi program prioritas BKKBN kepada 34 Povinsi di seluruh tanah air.” Tekan Nopian, Deputi Bidang KSPK.
Mewakili Stefanus Asat Gusma, Ketua Umum PP Pemuda Katolik, Agustina Doren, Wasekjen Bidang Perempuan & Anak PP Pemuda Katolik menyampaikan sambutannya bahwa Organisasi Pemuda Katolik sebagai mitra kerja Pemerintah juga turut berkolaborasi dengan BKKBN Pusat dalam penurunan angka stunting dengan memberikan pendidikan kesehatan pada remaja di seluruh Indonesia.
“Kita sebagai Pemuda/i harus melihat persoalan bangsa sebagai persoalan kita bersama, program penurunan angka stunting yang diprioritaskan oleh Pemerintah tentu menjadi perhatian dan kajian khusus bagi Pemuda Katolik, khususnya Bidang Perempuan & Anak. Oleh sebab itu kita sangat mengapresiasi kepada BKKBN yang telah berkenan melibatkan Pemuda dalam menyelesaikan persoalan bangsa. Harapannya ini akan menjadi proses pembelajaran besar buat kami anak-anak muda kedepan dalam melanjutkan tongkat estafet untuk memimpin bangsa ini selanjutnya.” Tambah Tina.
Sementara, Martinus Suwardi Mantro, Ketua Pemuda Katolik Komda DKI Jakarta, mengapresiasi kerja nyata dan sinergitas yang diwujudkan dalam agenda workshop antara BKKBN dan Pengurus Pusat Pemuda Katolik serta mengucapkan terimakasih kepada guru-guru pendamping dan siswa-siswi yang telah hadir dalam kegiatan tersebut.
“Era orang tua kita dulu sangat berbeda dengan era saat ini, sebagai anak muda di zaman sekarang ini, butuh kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat seiring pesatnya perkembangan teknologi. Oleh sebab itu, pertumbuhan fisik harus sejalan dengan pertumbuhan mental karena itu sangat berpengaruh pada prestasi di sekolah, produktivitas, dan kreatifitas di usia-usia produktif.” Ungkap Martin.
Selain itu, lanjutnya, Indonesia saat ini sedang menuju puncak bonus demografi pada tahun 2030. Sehinga dirinya berharap kelompok usia produktif dapat memanfaatkan momentum tersebut sebaikj mungkin.
“Jadi ini harus dipersiapkan dengan baik dan harus dimanfaatkan momentumnya. Masyarakat pada usia produktif nantinya harus benar-benar produktif karena akan menjadi boomerang ketika yang terjadi sebaliknya, resikonya angka pengangguran akan bertambah. Oleh karena itu, edukasi kesehatan perlu dimaksimalkan kepada seluruh anak di Indonesia agar kedepannya melahirkan generasi cerdas dan bebas dari masalah stunting,” tambah Martin.
Setelah agenda protokoler pembukaan selesai, dilanjutkan dengan sesi foto bersama dan kemudian dilanjutkan sesi workshop dengan muatan materi: 1. Klarifikasi Nilai, 2. Kontinum Kenyamanan, 3. Siklus Perkembangan Remaja Usia 10-24 Tahun, 4. Kesehatan Reproduksi dan Seksual Remaja, 5. Gender, 6. Life Skill, 7. Perencanaan Masa Depan, 8. Teknik Fasilitasi, 9. Menjadi Pendengar yang Baik, 10. Peer Teaching, 11. Rencana Tindak Lanjut.