Reformata.com – Agresi militer Israel yang terjadi di Palestina, turut mengundang simpati dari kalangan pemuda Kristen dan Katolik, dalam pertemuan yang dilakukan antara dewan pimpinan pusat Gerakan pemuda Kristen (DPP GAMKI) dan persatuan pemuda katolik dengan kedutaan Palestina di kantor kedutaan Palestina, Jakarta Pusat, Selasa (15/07). GAMKI melalui ketua umumnya Michael Watimena mengatakan bahwa umat Kristen diminta untuk bersuara lebih lantang mengenai serangan Israel yang banyak menewaskan anak-anak dan perempuan.
Menurut Michael Watimena yang datang bersama ketua umum pemuda Katolik Agustinus Tamo Mbapa, menjelaskan bahwa mengapa umat Kristen perlu bersuara lantang mengenai agresi Israel ke Palestina, tak lain karena di Palestina dan Israel sendiri banyak peradaban tentang sejarah Kristen. Tidak terbayangkan jika peradaban tersebut rusak oleh roket antara pihak yang bertikai baik dari pihak Israel maupun pihak Palestina dalam hal ini adalah Hamas. “Duta besar Palestina mengharapkan kepada kami, sebagai komponen pemuda Kristen yang ada di Indonesia untuk memberikan suara terhadap konflik di Palestina, mengapa? Karena di sana (Palestina) adalah tempat kelahiran Yesus Kristus sampai wafat-Nya, kalau untuk umat Muslim menurut duta besar Palestina banyak alternatif, contohnya di Mekkah, tapi untuk orang Kristen hanya ada di Palestina, oleh karenanya umat Kristen diharapkan memberikan suara yang lantang demi penyelesaian konflik di Palestina”. Ujar Watimena seusai mengadakan pertemuan tertutup dengan duta besar Palestina Faiz N. Mehdawi.
Lebih lanjut lagi Michael Watimena mengatakan, bahwa sesuai dengan penjelasan dari duta besar Palestina untuk Indonesia kepada GAMKI dan PP Katolik, bahwa konflik kemanusiaan yang terjadi saat ini di Palestina adalah murni konflik politik dan bukan konflik agama.