KBRN, Kaltara : Pejabat Gubernur Propinsi Kalimantan Utara, Dr. H. Irianto Lambrie, MM mengharapkan Pemuda Katolik di Propinsi Kalimantan Utara (Kaltara) untuk dapat berperan sebagai perekat dan pemersatu bangsa, memelihara kerukunan dan kedamaian, dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, khususnya di Kalimantan Utara melalui program kerja.
Hal itu disampaikan Pejabat Gubernur Propinsi Kalimantan Utara, Dr. H. Irianto Lambrie, MM dalam sambutan tertulis dibacakan oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Penanggulangan Bencana Propinsi Kalimantan Utara, Sanusi pada acara Pembukaan Musyawarah Komisariat Daerah (Muskomda) I Pemuda Katolik Propinsi Kalimantan Utara, Tanjung Selor, Propinsi Kalimantan Utara, Jumat (20/3/2015).
Menurut Irianto Lambrie, Muskomda I Pemuda Katolik Propinsi Kalimantan Utara diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi-rekomendasi yang mendukung pelaksanaan pemerintahan di Propinsi Kalimantan Utara.
Irianto juga mendukung tema yang diangkat pada Muskomda I Pemuda Katolik Kalimantan Utara yakni “Sinergisitas Potensi Pemuda Membangun Propinsi Kalimantan Utara” dengan subtema “Pemuda Katolik Tumbuh, Berkembang dan Melayani Sesama”.
“Saya kira merupakan tema yang tepat sekali dalam Muskomda I Pemuda Katolik ini. Ini merupakan ciri organisasi yang berakar dari pelayanan umat yang kuat untuk kesejahateraan,” tegas Irianto Lambrie.
Lebih lanjut, Irianto meminta Pemuda Katolik untuk menjadi pemuda dan generasi yang amanah. Bagus perilakunya, dan mampu menyesuaikan dengan kondisi kemajuan zaman.
“Kalau hal ini dapat dilakukan, saya kira akan menjadi hebat dan kuat, karena dipimpin oleh generasi-generasi yang amanah,” kata Irianto.
Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Agustinus Tamo Mbapa mengajak seluruh pemuda untuk meningkatkan konsolidasi dan kebersamaan antar pemuda di Propinsi Kalimantan Utara. “Keragaman ini adalah keindahan yang diciptakan oleh Tuhan,” tegas Agustinus.
Menurut Gustaf, sapaan untuk Agustinus Tamo Mbapa, pemuda harus membangun kekuatan kaderisasi. Gustaf berharap setiap tahun bisa lahir para pemuda yang memiliki militansi dan respon terhadap kebijakan-kebijakan publik, membangun kebersamaan antar sesama dan semua stakeholder yang ada.
Gustaf juga berpesan agar pemuda mampu membangun kebersamaan dengan pemerintah daerah. “Kita harus kritik kepada Pemda apabila ada masalah dalam hal pelayanan publik tetapi jangan antipati terhadap pemerintah.
Sebab pemerintah adalah bagian dari tugas pelayanan. Sebaliknya, bangun kebersamaan dan membuat kegiatan sosial yang mengarah pada upaya menumbuhkembangkan semangat kebersamaan dan mencerahkan bagi kepentingan publik,” kata Gustaf.
Gustaf juga mengajak seluruh pemuda untuk bergerak membangun kebersamaan dengan sesama. Sebagai kader Pemuda Katolik, kata Gustaf, harus tercermin dalam kehidupan keseharian dengan perilaku bersih dan mengedepankan etika. “Hal itu menjadi ciri kader Pemuda Katolik,” tegas Gustaf.
Dalam kesempatan itu, Gustaf menyoroti sejumlah isu yang berkembang pada tingkat nasional, antara lain menyangkut penerapan hukuman mati.
Gustaf menegaskan bahwa sikap Pemuda Katolik adalah menolak keras penerapan hukuman mati di Indonesia. Ia beralasan bahwa hanya Tuhan Sang Pencipta yang bisa mencabut nyawa seseorang.
“Yang bisa memutuskan mata rantai hidup itu hanya Tuhan,” tegas Gustaf.
Kedepan, lanjut Gustaf, Pemuda Katolik terus menolak penerapan hukuman mati di Indonesia dan juga mendorong upaya menghapus ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur hukuman mati.
“Sikap Pemuda Katolik ini tercermin juga dari sikap Gereja. Jadi sikap Pemuda Katolik tidak bisa lari dari sikap Gereja Katolik mulai dari Vatikan sampai dengan Keuskupan Tanjung Selor,” katanya.
Acara pembukaan Muskomda I Pemuda Katolik Propinsi Kalimantan Utara ini, antara lain dihadiri oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Penanggulangan Bencana Propinsi Kalimantan Utara, Sanusi, Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Propinsi Kalimantan Utara, Alwan Saputra, pejabat pemerintah Propinsi Kalimantan Utara dan Kabupaten Bulungan.
Unsur TNI dan Polri, para tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda di Propinsi Kalimantan Utara serta Romo Stephanus Sumardi, Pr dari Paroki Katedral Santa Maria Assumpta Keuskupan Tanjung Selor.
Hadir pula Ketua Bidang Politik dan Kepemudaan Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Frederikus Lusti Tulis dan Wakil Sekjen Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Friederich Batari.
Selain itu, Ketua Karateker Komisariat Daerah Pemuda Katolik Propinsi Kalimantan Utara, Cosmas Kajan serta Pengurus Komisariat Cabang (Komcab) Pemuda Katolik dari Kabupaten Bulungan, Malinau, Nunukan, Tana Tidung dan Kota Tarakan. (RZ/AKS)