Pemudakatolik.or.id – Pemuda Katolik Komisariat Daerah Bengkulu menggelar Kursus Kepemimpinan Menengah (KKM) pada Sabtu-Minggu, (02-03/12-2023).
Ketua Pemuda Katolik Komda Bengkulu, Barita Sinaga mengatakan, KKM menjadi tahap ketiga pengkaderan Pemuda Katolik setelah Kursus Kepemimpinan Dasar (KKD). “Untuk Komda Bengkulu, KKM baru pertama kali dilakukan,” ujarnya sambil menambahkan, KKM ini dihadiri 12 peserta dari setiap Komisariat Cabang Kota Bengkulu.
Tema, “Peran Generasi Muda dalam Peta Pemilu 2024” digaungkan dalam KKM kali ini mengingat bangsa ini sedang memasuki tahun politik. Berdasarkan Data Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024 Komisi Pemilihan Umum, pemilih milenial yang lahir tahun 1980-1994 menduduki angka 33,60 persen. Sedangkan generasi kedua atau Generasi Z merujuk pada kelahiran tahun 1995-2000-an sebanyak 56,45% dari total keseluruhan pemilih yaitu 204.807.222 pemilih.
“Ini mengindakasikan bahwa generasi milenial dan generasi Z perlu mendapatkan pendidikan politik yang benar,” ujar Barita usai pembukaan KKM dengan Dialog Interaktif bertempat di Aula Hotel Atlet Kota Bengkulu, Sabtu 02/12/2023 pukul 10.00-12.30 WIB.
Hadir sebagai pemateri, perwakilan KPU Kota Bengkulu Irwansah, dan perwakilan dari POLRESTA Bengkulu Rufaicen. Saat membuka acara, mewakili Gubernur yaitu Asisten I Gubernur Provinsi Bengkulu Drs. Khairi Anwar,M.Si mengatakan, peran pemuda termasuk para kader Pemuda Katolik sangat penting di Pemilu 2024.
Generasi milenial merupakan bagian yang penting dari pemilih di Indonesia dan akan ikut menentukan hasil dari pemilihan umum tahun 2024. “Faktor politik yang mempengaruhi sikap pemilih milenial antara lain kesadaran akan kredibilitas calon dan relevansi program-program mereka, pilihan ideologis dan nilai politik, transparansi dan akuntabilitas politik serta media dan kampanye politik,” ujarnya.
Senada dengan ini, Rufaicen dari POLRESTA Bengkulu menggarisbawahi efek dari Pemilu di kalangan milenial yang bisa berpotensi menggerus nilai persatuan. Sebab saat ini media sosial menjadi arena paling massif yang berpotensi mendatangkan persoalan-persoalan politik seperti money politik, politik identitas politik SARA. “Sangat dikuatirkan bila pemilih milenial atau Generasi Z terlibat dalam arus informasi yang merongrong pemahaman mereka tentang politik.”
Sedangkan, Irwansyah menekankan partisipasi politik generasi milenial juga dipengaruhi oleh sejauh mana calon dan partai politik mencerminkan nilai-nilai dan ideologi yang mereka pegang. Identifikasi dengan pandangan politik tertentu dapat menjadi dorongan bagi mereka untuk turut serta dalam memilih calon dan partai yang sejalan dengan keyakinan mereka. “Pengkajian mendalam tentang pandangan politik generasi ini dan ketersesuaian dengan pandangan calon politik dapat menjadi dasar bagi strategi kampanye yang lebih relevan,” terangnya.
Hadir dalam KKM ini mewakili Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Ketua Bidang Media dan Informasi Publik, Yustinus Wuarmanuk. Ia menjelaskan bagaimana peran pengurus pusat dalam menganimasi program-program konkret menyambut tahun pemilu. Misalkan dengan membuat sebuah aplikasi Caleg Kid bagi para calon legislatif baik dari kalangan para kader Pemuda Katolik maupun dari non kader.
Sebagai tindak lanjut dari KKM ini, para peserta mendapatkan pelatihan dari presenter RBTV, Ranggi Dwinanda dengam materi Public Speaking. Ranggi mendorong kader Pemuda Katolik yang berani memimpin dengan dasar public speaking yang baik. Untuk menjadikan kader Pemuda Katolik yang berani memimpin, tentunya harus menguasai public speaking atau berbicara di depan orang banyak(umum).
Materi yang luar biasa dari presenter Ranggi Dwinanda, tidak sebatas public speaking juga memberikan tips menulis artikel kepada Peserta KKM.