Monday, November 25, 2024

Pemuda Katolik Bali Dorong Perempuan Melek Politik

Must Read

Pemuda Katolik (PK) Komisariat Daerah Bali mendorong kaum perempuan berani bersuara di ruang publik dan terjun berpolitik. Hal itu terungkap saat Pemuda Katolik Bali menggelar diskusi bertajuk “Perjuangan Perempuan Dalam Dinamika Politik”, bertempat di Halo Cafe, Jalan Badak Denpasar, Sabtu (20/4/2024).

Ketua Pemuda Katolik Bali, Yogaswara Putra Utama menyatakan, keterwakilan perempuan dalam berpolitik telah dijamin pemerintah melalui regulasi undang-undang. Hal ini sangatlah penting dimanfaatkan guna meningkatkan partisipasi perempuan masuk ke politik.

“Terutama kaum perempuan di Bali, mereka harus mau diajak berpikir kritis dan melek berpolitik agar mereka dapat menentukan nasibnya. Melalui politik maka dapat menghasilkan kebijakan-kebijakan yang representatif,” ujar Yogaswara.

Terdekat, menyambut ajang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak November 2024 mendatang, pihaknya turut mendorong srikandi-srikandi politik Pulau Dewata berani tampil untuk merebut peluang menjadi pemimpin daerah.

“Kami pun siap mengawal, jika ada tokoh-tokoh perempuan Bali yang bersedia maju. Semisal Ibu Menteri PPPA (I.G.A Bintang Puspayoga) yang santer diberitakan akan maju, ataupun ada tokoh lainnya, dengan tetap menimbang kapasitas dan kapabilitas yang dimiliki,” ungkap Yogaswara.

Sementara itu dari gelaran diskusi publik yang diselenggarakan Pemuda Katolik Bali guna memperingati Hari Kartini 2024. Menghadirkan tiga narasumber, yakni Grace Anastasia selaku Anggota DPRD Provinsi Bali dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI); Sri Yogi Lestari yang merupakan Ketua DPW Partai Amanat Nasional Bali, serta Ketua Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) Provinsi Bali, Gusti Ayu Putu Ardaba Kory.

Dalam kegiatan tersebut Grace Anastasia berpesan, dalam urusan politik ini perempuan Bali harus tetap membawa jati dirinya sebagai perempuan Bali dan jangan pernah merasa bahwa perempuan selalu ada dibawah kaum laki-laki.

“Yakinkan pada diri sendiri bahwa perempuan Bali bisa setara dengan kaum laki-laki untuk memperjuangkan kebijakan-kebijakan demi kepentingan perempuan sendiri dan utamanya kesetaraan gender, bahwa kita setara, baik perempuan maupun laki-laki,” ucap Grace.

Sedangkan Ardaba Kory mengatakan, kaum perempuan Indonesia mustinya harus belajar dari sosok Kartini yang merupakan pelopor dalam menyuarakan hak-hak perempuan.

“Perempuan harus mengambil spirit sosok Kartini dalam memperjuangkan perempuan dalam dinamika politik. Disisi lain kita juga wajib menjadi Kartini era kini yang mampu menaklukan semua tantangan masa kini,” tegas Ardaba Kory.

Hal senada turut disampaikan Sri Yogi Lestari, yang mengungkapkan perempuan Bali harus berani bersuara di ruang publik. Selain itu dia berharap, kedepan semakin banyak perempuan yang berani bersuara terhadap isu-isu yang terjadi di lingkungan sekitarnya.

“Kartini masa kini harus berani muncul di panggung publik secara maskulin, namun tidak keluar dari koridor kodrati sebagai perempuan. Artinya, tidak perlu merasa tidak berdaya karena semua punya hak, baik laki-laki maupun perempuan,” pungkas Sri Yogi.

Sebagai informasi gelaran diskusi publik tersebut dihadiri 150 peserta yang berasal dari sejumlah organisasi kepemudaan, mahasiswa dan pemerhati isu perempuan. Selain itu turut hadir mantan Ketua Pemuda Katolik Bali Herman Umbu Billy dan Penasihat Pemuda Katolik Bali Dr. Agus Dei. *

Sumber: Ringtimes.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_img
Latest News

Pemuda Katolik dan KPU Jabar Gelar Diseminasi Kebijakan Data dan Informasi

Pemudakatolik.or.id, Kabupaten Bogor – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Barat bersama Pemuda Katolik Jawa Barat sukses menggelar acara...
spot_img

More Articles Like This