Pemudakatolik.or.id – Pemuda Katolik Komisariat Cabang Timor Tengah Selatan (TTS) telah melaksanakan Masa Penerimaan Anggota (Mapenta) yang dilanjutkan dengan Musyawarah Komisariat Cabang (Muskomcab) pada Selasa (25/07/2023). Melalui musyawarah mufakat, drh. Lusiana Mathilda Wio terpilih sebagai Ketua Komisariat Cabang periode 2023-2026.
Banyak harapan dititipkan pada wanita pertama yang memimpin Pemuda Katolik TTS ini. Salah satunya, harapan untuk menggerakkan kaum muda Katolik agar berkontribusi dalam pembangunan daerah terutama dalam bidang pemberdayaan ekonomi.
“Pemuda Katolik, organisasi besar,” kata Bupati TTS Egusem Pieter Tahun dalam sambutannya ketika membuka kegiatan yang berlangsung di aula Kopdit Swastisari Soe, Selasa sore. “Organisasi ini harus mensupport pembangunan di sini,” lanjutnya.
Bupati Epy Tahun yang juga alumni GMKI itu berharap Pemuda Katolik tidak sekedar organisasi papan nama tetapi berkontribusi melahirkan kader pemimpin yang baik dan berkontribusi langsung dalam pembangunan daerah.
“Saya juga dukung pengurus yang tidak bekerja dievaluasi saja,” tutur Epy menyitir pernyataan Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik Stefanus Asat Gusma.
Berbicara sebelum Bupati Epy, Gusma mengaku telah mengevaluasi pengurus di beberapa daerah yang aktivitas organisasinya tidak berjalan. Sikap tegas ia lakukan sebagai bagian dari upaya melahirkan Pemuda Katolik secara baru setelah menyadari supaya organisasi ini bisa punya daya saing dan daya pikat.
“Berorganisasi ini berjuang secara kolektif, punya tujuan, punya gagasan yang dimanifestasikan dalam program. Pemuda Katolik tidak akan dikenal jika programnya tidak dirasakan oleh masyarakat,” katanya.
Ia mengajak anggotanya agar meninggalkan tradisi lama organisasi kepemudaan seperti hanya berebut ketua, sekedar jago dinamika yang tidak produktif, lalu diwariskan ke generasi berikutnya, serta kebanggaan sebagai pemain forum namun tanpa tujuan konkret.
“Berorganisasi tidak lagi menjadi semacam ikan kecil pada kolam kecil, atau berlagak ikan besar (tapi) akuariumnya kecil,” ujar mantan Ketua Presidium PP PMKRI itu.
Agar berkontribusi secara nyata di tengah masyarakat, Pemuda Katolik menjadi rumah bersama kaum muda Katolik dari lintas profesi dan bidang yang terbagi dalam tujuh kluster. Tujuh kluster itu mencakupi kluster pengusaha dan UMKM, jurnalis, akademisi, lawyer, ASN/birokrat, politisi, dan kluster SMA/mahasiswa.
“Semua (kluster) itu merupakan kekuatan Pemuda Katolik,” imbuhnya.
Agar kehadirannya terasa nyata di tengah masyarakat, Pemuda Katolik menciptakan beragam program, salah satunya melalui pemberdayaan ekonomi. Khusus di sektor ekonomi, Pemuda Katolik telah melahirkan lima aplikasi/produk, yakni Desa Terhubung, Petra Natural, Bank Sampah Petra, Petra Digital, Credit Union dan PertaShop.
Produk-produk tersebut bisa digunakan setiap Komda dan Komcab sesuai potensi di setiap daerah agar memberi manfaat bagi anggota dan masyarakat setempat.
“Potensi lokal TTS apa, mari kita kontribusikan program kita untuk daerah,” ajak Gusma.
Senada dengan arahan Pengurus Pusat, Plh Ketua Komda Pemuda Katolik Nusa Tenggara Timur Ewalde Taek ikut mendorong pengurus dan kader di daerah itu untuk serius pada pemberdayaan ekonomi.
“Harus ada pergeseran konsolidasi organisasi dari zaman kolonial ke zaman milenial. Kita sudah bergeser dari sekedar rapat-rapat ke arah memberdayakan Pemuda Katolik dari sisi ekonomi,” ujar Walde.
Sekretaris Komda Yuvens Tukung yang membahas materi pemberdayaan ekonomi kreatif dalam diskusi panel usai pembukaan Muskomcab juga mengajak agar para pemuda jangan malu-malu untuk bergerak di sektor ekonomi, termasuk bertani dan beternak secara profesional.
“Sudah saatnya kita ke kebun (untuk bertani) dan masuk kandang (untuk beternak),” ajaknya.
Menjawab harapan-harapan itu, Ketua Komcab terpilih, drh. Lusiana Mathilda Wio mengatakan pihaknya ingin memfokuskan pemberdayaan pemuda untuk berwiraswasta.
“Dunia kerja tidak hanya di pemerintahan (dengan menjadi) PNS, tapi banyak bidang usaha yang bisa dilirik dengan penghasilan yang menjanjikan jika ditekuni dengan serius,” ujarnya.
Bidang-bidang usaha tersebut antara lain meliputi sektor peternakan dan pertanian yang didukung dengan koperasi atau usaha bersama lainnya. Ia menyebut TTS memiliki sumber daya alam yang cukup namun belum dikelola secara baik dan maksimal.
Ida berusaha agar Pemuda Katolik TTS bisa memberdayakan pemuda untuk mengelola sumber daya alam yang ada demi kesejahteraan tanpa harus merantau secara ilegal untuk mencari kerja di negeri orang. Kecukupan secara ekonomi juga diharapkan bisa menekan angka stunting yang melanda anak-anak di daerah itu.
“Kami harapkan kehadiran Pemuda Katolik Komcab TTS dapat memberi kontribusi kecil buat Kabupaten TTS dan kami mendukung penuh program visi dan misi Pemkab TTS,” pungkas ASN pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten TTS itu.
Mapenta dan Muskomcab Pemuda Katolik TTS dihadiri oleh 42 orang anggota. Selain bersidang, kegiatan itu diawali dengan perayaan ekaristi yang dipimpin oleh Romo Ewa Wake dan diskusi panel dengan pembicara dari Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Pengurus Komda NTT, dan Hirarki Gereja.*