Pemudakatolik.or.id, Timika – Pemberantasan stunting masih menjadi isu hangat di bidang kesehatan. Di tengah genjotan bonus demografi, pemerintah terus melakukan penurunan prevalansi stunting atau kekurangan gizi kronik.
“Pemerintah berupaya memastikan bahwa setiap anak Indonesia dapat lahir dengan sehat, dapat tumbuh dengan gizi yang cukup, bebas dari stunting atau tumbuh kerdil,” ujar Ketua Pemuda Katolik Komcab Mimika Leonardus Tumuka dalam Sosialisasi Pemberantasan Stunting di Gedung MPPC, Jalan Baru, Timika, Jumat, (14/4/2023).
Kegiatan ini adalah diprakarsai Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Komisi IX DPR RI. Sementara Pemuda Katolik menjadi tuan rumah.
Mengambil tema, “Memerdekakan Anak Indonesia dari Stunting” Leonardus menjelaskan, penanganan stunting ini menjadi masalah tersendiri besar bagi bangsa terlebih di tengah bonus demografi.
Stunting, sebutnya, tidak muncul dengan sendirinya tetapi terjadi karena berbagai situasi seperti kemiskinan, pendidikan, dan disparitas budaya. Bisa juga faktor tidak langsung seperti ketahanan pangan keluarga, perawatan anak dan ibu hamil.
Maka itu Leonardus berharap, kegiatan sosialisasi penanganan stunting ini penting guna memberi pemahaman kepada masyarakat khususnya masyarakat dengan kondisi daerah terpinggir yang kurang informasi.
Kegiatan ini dihadiri berbagai Organisasi Masyarakat Kepemudaan, Cipayung, Komunitas Remaja Gereja, Remaja Masjid, pelajar dan mahasiswa. Dihadapan para peserta, pembawa materi, Emanuel Melkiades Laka Lena selalu Wakil Ketua Komisi IX DPR RI mengatakan, pemerintah sangat serius soal penanganan stunting. Termasuk alokasi dana, Melki Laka Lena menyebutkan percepatan pencapaian stunting adalah program prioritas nasional dan tidak boleh direalokasi dengan alasan apapun. Dalam arti tertentu, ketika merelokasi anggaran stunting bisa beresiko munculnya lost generation dalam jangka panjang.
“Persoalan stunting ini tidak boleh dianggap remeh sebab berpotensi mengancam produktivitas SDM Indonesia,” sebutnya sambil berharap jangan sampai stunting berdampak buruk pada ekonomi bangsa. Akibat beban stunting yang tinggi bisa berpengaruh pada ekonomi bangsa khusunya produk domestik bruto.
Sebagai wakil rakyat, Melki menegaskan bahwa program nasional penurunan stunting dan penanggulangan gizi harus mencapai target maksimal. Maka itu sosialisasi stunting di Papua sudah dilaksanakan di Jayapura, Manokwari, Sorong dan sekarang di Timika.
Melki mengakui perhatian Pemerintah mengatasi stunting sudah memadai. Hal ini tertuang dalam Perpres tentang Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting. Disamping itu, juga Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 75 Tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan bagi masyarakat Indonesia.
“Ada juga program pemerintah yaitu Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Kedua program ini merupakan upaya promotif preventif dalam rangka menanggulangi berbagai masalah gizi dan kesehatan,” ujar Melki.*