Pemudakatolik.or.id, Palu – Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Caritas Keuskupan Manado gencar melakukan sosialisasi standar operasional prosedur (SOP) tanggap darurat kepada umat Katolik di 10 Paroki Kevikepan Palu di awal tahun 2023 ini.
“Kami sudah melaksanakan sosialisasi SOP tanggap darurat di Paroki – Paroki se Kevikepan Palu. Hari ini (Selasa-red) di Paroki Santa Maria Palu dengan jumlah peserta 20 orang dari Paroki Santo Paulus Palu dan Paroki Santa Maria Palu'” kata Ketua Komisi PSE Caritas Keuskupan Manado, Pastor Bernardus I Wayan Sugiarta melalui Koordinator DRR (Disaster Risk Reduction) PSE Caritas Keuskupan Manado, Marianus M Lei, Selasa, (24/01/2023).
Marno sapaan akrabnya Koordinator DRR PSE Caritas Keuskupan Manado itu menuturkan, bahwa kegiatan sosialisasi SOP tanggap darurat PSE Caritas Keuskupan Manado ini tujuannya adalah untuk membentuk kesiapsiagaanpParoki dalam merespon bencana. Sehingga, 10 Paroki di Kevikepan Palu ini nantinya memahami SOP tanggap darurat yang telah dirumuskan dan disetujui oleh Bapa Uskup Keuskupan Manado.
“Point penting di sosialisasi ini adalah para peserta memahami alur kerja tanggap darurat terutama penetapan skala bencana sebagai fungsi koordinasi respon bencana'” ujarnya.
Marno yang juga Sekretaris Bidang Sosial dan Kebencanaan Pemuda Katolik Komisariat Daerah (KOMDA) Sulteng itu menjelaskan, bahwa sedikitnya ada empat skala bencana yang ditentukan, yakni: skala satu warnah hijau yang merupakan tingkat respon hanya Paroki dengan indikator 0-1 jiwa yang meninggal dunia; skala dua warnah kuning yang merupakan tingkat respon Paroki berkoordinasi dengan Kevikepan dengan indikator 1-100 jiwa yang meninggal dunia; skala tiga warnah orange yang merupakan tingkat respon keuskupan dan Caritas Indonesia dengan indikator 100-1000 jiwa meninggal dunia; dan skala empat warnah merah yang merupakan tingkat respon Caritas Indonesia dan jaringan semua Keuskupan di Indonesia dan jaringan internasional.
Marno juga menjelaskan, bahwa alur kerja tanggap darurat meliputi, pembentukan struktur tanggap darurat Paroki, koordinasi dan validasi data bersama pemerintah dan lembaga kemanusiaan lainnya dalam claster, kajian kebutuhan yang kemudian melahirkan sitret (situasional report), pengadaan barang, distribusi barang, breafing unruk mengapdate kegiatan harian, laporan gudang untuk mengetahui barang masuk dan keluar, perlindungan dan keselamatan staf lapangan dalam hal ini kode etik kemanusiaan, serta monitoring dan evaluasi.
“Ada point penting, baik skala hijau maupun skala merah, penanggungjawabnya adalah Pastor Paroki dan tim tanggap darurat dimana lokasi bencana itu terjadi dan memiliki kapabilitas,” tegasnya.
Marno menuturkan, selama bulan Januari 2023 sudah tiga kali kegiatan sosialisasi SOP tanggap darurat di Kevikepan Palu. Pertama, 9 Januari di Paroki Tolitoli, dan pesertanya diutus dari Paroki Modo – Buol, Paroki Kota Raya dan Paroki Tolitoli sendiri. Kemudian kedua, 17 Januari di Paroki Tentena, dan pesertanya dari Paroki Beteleme dan Paroki Tentena, dan ketiga, 24 Januari di Paroki Santa Maria Palu, dan pesertanya dari Paroki Santa Maria Palu sendiri dan Paroki Santo Paulus Palu.
Ketua Komisi PSE Caritas Keuskupan Manado, RD. Bernardus I Wayan Sugiarta mengharapkan melalui sosialisasi SOP tanggap darurat ini, layanan PSE Caritas Manado terhadap mereka yang terdampak bencana semakin teratur dan tepat sasaran, dan semakin banyak orang memiliki pengetahuan tentang prosedur operasional tanggap darurat dan dapat menjadi relawan terlatih.
Pastor I Wayan juga berharap semoga orang muda Katolik khususnya Pemuda Katolik juga bisa ikut ambil bagian dan membantu sosialisasi tanggap darurat ini sampai ke wilayah gerejani.
Report: Agustinus Salut