Wednesday, January 8, 2025

Soroti Insiden Kekerasan di Danau Toba, Pemuda Katolik Tawarkan Solusi Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan

Must Read

Jakarta, [7/1/2025] — Pengurus Pusat Pemuda Katolik menanggapi dengan sangat prihatin kejadian viral yang terekam dalam video di media sosial, yang menunjukkan tindakan pemukulan antara dua penyedia layanan jetski di kawasan wisata Danau Toba, tepatnya di Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Dalam video tersebut, seorang pria berkacamata terlihat naik ke jetski yang digunakan pria bertopi dan melakukan pemukulan, disertai makian dan ancaman.

Kejadian ini jelas menunjukkan adanya ketegangan di antara pelaku usaha wisata lokal yang berdampak buruk pada citra kawasan wisata Danau Toba, yang tengah berupaya berkembang menjadi salah satu destinasi unggulan di Indonesia. Mengingat pentingnya Danau Toba sebagai salah satu dari 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas, Pengurus Pusat Pemuda Katolik memberikan respons dan solusi.

Raja Malem Tarigan, Ketua Bidang Budaya dan Pariwisata PP Pemuda Katolik, menyatakan bahwa pemerintah pusat bersama dengan pemerintah daerah sangat serius dalam membangun pariwisata Danau Toba. Kejadian ini sangat disayangkan, terutama di saat Danau Toba dan Samosir menjadi pusat perhatian dengan berbagai event internasional, seperti F1 Powerboat dan Jetski Aquabike yang telah berlangsung selama dua tahun berturut-turut.

Raja Tarigan juga menambahkan bahwa para pelaku usaha di kawasan Danau Toba harus meningkatkan profesionalisme mereka untuk menjaga kelancaran pariwisata yang aman dan nyaman bagi wisatawan. Ia menegaskan bahwa seluruh pelaku serta pengusaha di kawasan Danau Toba harus memiliki sertifikasi usaha serta sertifikasi Sumber Daya Manusia di bidang pariwisata. Pemerintah daerah juga diminta segera mengeluarkan peraturan yang mengatur operasional pariwisata untuk mencegah kejadian serupa yang dapat merusak reputasi kawasan ini.

Ketua Umum PP Pemuda Katolik, Stefanus Gusma, menegaskan bahwa Danau Toba, lengkap dengan Patung Yesus yang megah, adalah milik seluruh umat, bukan hanya masyarakat lokal. Insiden kekerasan yang baru-baru ini terjadi di kawasan tersebut bertentangan dengan semangat untuk menjadikan Danau Toba sebagai destinasi wisata yang ramah dan berbudaya. “Kami mengajak seluruh Indonesia untuk melihat Danau Toba bukan hanya sebagai tujuan wisata alam, tetapi juga sebagai destinasi wisata religius yang penuh makna. Patung Yesus adalah simbol kedamaian dan persatuan,” ujarnya.

Sebutnya lagi, keindahan alam Danau Toba menawarkan pengalaman spiritual yang mendalam. Salah satu ikon wisata religius yang harus dikunjungi adalah Gereja Katolik St. Mikael Pangururan, yang memadukan arsitektur Batak Toba dengan ajaran Katolik. Gereja ini, dengan ornamen khas Batak dan posisi yang menghadap langsung ke danau, tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga lambang keharmonisan budaya dan spiritualitas yang kuat.

Sebagai bagian dari upaya untuk menjadikan Danau Toba kawasan yang lebih maju dan ramah bagi semua pihak, PP Pemuda Katolik mengusulkan beberapa langkah penting. Pertama, setiap usaha pariwisata di kawasan ini harus memiliki izin usaha yang sah dan terverifikasi untuk memastikan operasional yang aman dan profesional. Kedua, pekerja di sektor pariwisata perlu mengikuti pelatihan dan memperoleh sertifikasi untuk meningkatkan keterampilan dan etika kerja mereka, demi kenyamanan wisatawan. Ketiga, penguatan regulasi oleh pemerintah daerah sangat diperlukan untuk segera menerbitkan peraturan terkait operasional penyedia layanan wisata, guna mencegah potensi konflik dan memastikan pengelolaan wisata yang berkelanjutan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_img
Latest News

Mgr. Paulus Budi Kleden: Pemuda Katolik Harus Menjadi Saluran Kasih dan Aspirasi Berbagai Persoalan

Pengurus Pemuda Katolik Komisariat Cabang Ende telah resmi dilantik dan dikukuhkan pada hari Selasa, 07 Januari 2025. Pelantikan dan pengukuhan...
spot_img

More Articles Like This