Pemudakatolik.or.id, Semarang – Pada Kamis, 25 Agustus 2022, dua kader Pemuda Katolik KomCab Kota Semarang yaitu Nicolas Eka Novian Wicaksono (Nico) dan Paulina Nirmayazitha Pusparani (Maya) melakukan pendampingan iman bagi para Taruna Akademi Kepolisian (AKPOL) di kompleks AKPOL Semarang.
Kegiatan pengembangan ini dilakukan sebagai bagian dari pengembangan iman Taruna Akpol yang sedang dalam proses pembinaan dan pendidikan kepolisian.
Kegiatan ini dilakukan sebagai tanggapan atas terbatasnya pengemban iman yang dirasakan oleh para taruna-taruni AKPOL. Bu monik dan pak Agus selaku pendamping Akpol berpesan semoga dalam kegiatan kamisan ini iman para Taruna dapat terus tumbuh.
“Mereka butuh suasana baru dengan dinamika yang baru juga. Tidak melulu dari pihak dosen atau pihak dalam Akpol. Tetapi juga dari pihak luar terutama dengan Orang Muda Katolik”.
Christoforus Agung Swastika, Ketua Pemuda Katolik Komcab Kota Semarang juga ikut memberikan apresiasi terhadap kegiatan bersama ini, karena sebagai satu langkah yang positif untuk bersinergi dengan instansi Polri.
“Kami berharap, hubungan komunikasi kami terus berlanjut dan berkesinambungan dengan para calon perwira ini, calon – calon pemimpin bangsa”, ungkap Christo.
Sebanyak 25 Taruna mengikuti proses pembinaan iman pada kesempatan itu. Dalam proses pendampingan ini, kader Pemuda Katolik mengajak para Taruna untuk dapat melihat kedalaman diri yang ada dalam diri mereka melalui materi “Asas dan Dasar” dari Latihan Rohani St. Ignatius Loyola.
Asas dan Dasar mengajarkan manusia agar dapat melihat apa tujuan manusia diciptakan, yakni memuji, menghormati dan mengabdi Allah. Dengan demikian apa yang telah manusia capai dan dapatkan semata-mata merupakan rahmat dari Allah dan hendaknya dipergunakan sebagai sarana untuk mencapai tujuan itu.
Selain penyampaian materi asas dan dasar, para Taruna ini diajak untuk berdinamika dan berefleksi bersama. Nico dan Maya mengajak para Taruna untuk merefleksikan sebuah benda yang mencerminkan diri masing-masing Taruna.
Berdasarkan benda tersebut, para kader dapat memahami maksud Allah dan tujuan terdalam apa yang akan dan harus mereka lakukan kedepannya.
Contohnya saja Andre seorang Taruna yang menggambarkan dirinya sebagai mixer sound system yang meskipun terdiri dari banyak kesatuan mixer dapat bersatu padu dan menghasilkan suara yang padu.
Semoga dikemudian hari, kegiatan macam ini bisa semakin berkembang dan bisa membawa perubahan besar baik dalam diri Taruna maupun kader Pemuda Katolik dan orang-orang yang ada di sekitar mereka.*