Lamandau, Nanga Bulik – Pemuda Katolik terjun langsung ke tengah masyarakat, bukan hanya untuk umat, tapi 100% untuk Katolik dan 100% untuk Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Pemuda Katolik, dr Karolin Margret Natasa pada saat ramah tamah dengan Bupati Kabupaten Lamandau, Ir Marukan, M.A.P di ruang kerja bupati setempat, Selasa (19/4/16).
Selain Bupati Marukan, acara ramah tamah dihadiri juga oleh Ketua DPRD Tommy H Ibrahim, Sekda Drs Arifin Lumbing, M.A.P, Ketua Panitia Rakernas Pemuda Katolik, Marinus Apau, S.Pd, M.Si, Ketua Komda Pemuda Katolik Kalteng DR Setevanus, jajaran pengurus Pemuda Katolik pusat dan Komcab Pemuda Katolik se-Kalteng.
Karolin yang juga anggota DPR RI Dapil Kalbar ini menekankan untuk menghadirkan Pemuda Katolik di tengah masyarakat. Rapat Kerja Nasional Pemuda Katolik yang diselenggarakan di Kota Nanga Bulik, Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah 19-22 April 2016 menganagkat tema “Menghadirkan peran pemda yang terampil berpihak kepadadesa sebagai basis pembangunan RI dan mengamalkan nilai nilai Pancasila”.
Pemuda Katolik di programnya bukan hanya melakukan pendampingan bagi umat Katolik atau di seputaran ibadat, tapi harus ikut andil untuk mensejahterakan semua masyarakat tanpa memandang agama dan suku.
“Pemuda Katolik harus hadir hadir di tengah-tengah desa sebagai pendamping dan pengawas untuk kemajuan desa terkait program maupun lainnya. Karena Pemuda Katolik itu 100% Katolik dan 100% Indonesia. Bekerja bukan hanya untuk umat, tapi juga untuk bangsa,” ujar Karolin.
Pemuda Katolik tidaklah perlu ikut-ikutan konflik elit politik yang ada di Jakarta, karena tidak perlu dan tidak bermanfaat. “Apa manfaatnya bagi masyarakat ketika yang diributkan apakah kuping Ahok diiris sebelah kiri atau sebelah kanan atau kedua-duanya. Hal ini tidak memberikan kontribusi bagi masyarakat, apalagi saat ini masyarakat kesulitan perekonomian dengan turunnya harga karet misalnya,” tegas Karolin.
Mengingat kondisi tersebut, menurut Karolin, Pemuda Katolik tertantang untuk turun ke desa-desa dan harus membiasakan diri berada di tengah masyarakat. “Banyak pemuda yang tertarik dengan politik, tapi ketertarikan tersebut lebih mudah tercapai ketika diawali dengan berada langsung di tengah masyarakat,” tambahnya.
sumber : kalamanthana.com