Kasus pembunuhan terhadap pegawai Bapenda Kota Semarang, Iwan Budi Paulus belum juga menemukan titik terang. Pelaku belum juga tertangkap sehingga kasus dan motif pembunuhan belum terungkap.
Koordinator Rumah Konsultasi dan Bantuan Hukum (RKBH) Pemuda Katolik, Enggar Bawono mengatakan, korban dibunuh secara keji, di mana Jenazahnya ditemukan dalam keadaan terbakar dan termutilasi.
Dengan belum tertangkapnya pelaku, artinya pembunuh keji tersebut masih berkeliaran. Enggar menilai kondisi ini harus menjadi perhatian serius karena bisa saja pembunuh tersebut mengancam keselamatan dan nyawa orang lain.
“Ini merupakan perbuatan yang keji, dan karena pembunuhnya belum tertangkap, berarti ada pembunuh keji yang masih berkeliaran di luar sana. Pembunuh itu bisa jadi masih berada di Semarang, atau di manapun tempatnya, sehingga dapat mengancam keselamatan nyawa orang-orang lainnya,” ujar Enggar, Kamis (27/10).
Kondisi ini tentunya menjadi keprihatinan berbagai pihak. Enggar menjelaskan, sudah lebih dari 60 hari sejak menghilang dan lebih dari 50 hari sejak ditemukan jasad korban belum juga ada titik terang.
Untuk itu, Enggar meminta kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk memberi atensi terhadap kasus tersebut. Tujuannya, agar kasusnya bisa segera terungkap dan pelaku dapat segera ditangkap.
“Kami juga meminta kepada Panglima TNI agar turut memberi perhatian dan Atensi dikarenakan terdapat indikasi keterlibatan oknum anggota TNI dalam penghilangan dan pembunuhan dimaksud,” ungkapnya.
Sejauh ini, RKBH Pemuda Katolik telah bertemu dengan keluarga korban, yakni istri dan anak-anak korban. Pihaknya juga merasakan kepedihan mendalam dari keluarga korban, terlebih salah satu anak Korban masih balita.
Untuk itu, RKBH Pemuda Katolik berkomitmen akan terus mengawal dan memonitor kasus ini hingga pelaku ditangkap dan dihukum sesuai peraturan perundang-undangan sehingga tercapai rasa keadilan bagi Keluarga yang ditinggalkan.
“Mengenai perkara ini, terkait dengan kasus Korupsi atau tidak, yang jelas ini adalah mengenai kemanusiaan, di mana ada seseorang yang dihilangkan nyawanya secara paksa dan dengan cara yang keji, serta ada keluarga yang kehilangan tulang punggung dan kepala keluarga. Ada istri kehilangan suaminya, ada anak-anak terutama balita kehilangan ayahnya,” tandasnya.
Sebelumnya, jasad korban ditemukan terbakar bersama satu unit sepeda motor di kawasan Pantai Marina, Kota Semarang, Jawa Tengah, pada 8 September 2022. Di lokasi tersebut, ditemukan juga handphone yang diduga milik korban.
Korban dilaporkan menghilang sehari sebelum diperiksa sebagai saksi kasus dugaan korupsi sertifikat aset.*
Semoga ada titik terang. Terus semangat Mas Enggar mengawal kasus ini demi martabat manusia semoga keluarga korban mendapatkan perhatian dari pemerintah