Pemudakatolik.or.id, Manado – Ketua Umum (Ketum) Pemuda Katolik (PK) Stefanus Asat Gusma menghadiri sekaligus memberikan materi pada Kursus Kepemimpinan Menengah (KKM) PK Komisariat Daerah (Komda) Sulawesi Utara (Sulut), yang digelar sejak 10 – 11 Agustus 2024, di Hotel Sutan Raja Minahasa Utara (Minut).
Kesempatan tersebut, Gusma menekankan soal tujuh cluster yang menjadi fokus perhatian Pemuda Katolik saat ini. Yakni, Cluster Mahasiswa dan Pelajar, Cluster UMKM dan Pengusaha, Cluster Jurnalis, Cluster Politisi, Cluster Akademisi, Cluster Lawyer, serta Cluster ASN. “Tujuh cluster ini harus dibuat oleh teman – teman khususnya di Komda Sulut. Supaya distrubusi, arah program dan arah kerjasama semuanya jelas,” tuturnya.
Sebutnya lagi, PP Pemuda Katolik memiliki beberapa program kolabrasi baik dengan kementerian dan instansi lainnya. Misalnya kerja sama dengan Kominfo lewat program Pemuda Penggerak Transformasi Digital (Petra Digital); kerja sama dengan BKKBN ada progam Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK) yang akan dibentuk di seluruh keuskupan di tanah air. Kerja sama dengan BP2MI dalam bentuk Lindungi Pekerja Migran di wilayah kantong-kantong PMI basis Katolik. Dalam rangka mengembangkan kewirausahaan kader menuju kemandirian organisasi, PP Pemuda Katolik berkolaborasi dengan Gojek Tokopedia (GoTo) untuk program Petra Preneurship. Lalu dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dengan sebuah aplikasi Desa Terhubung.
“Jadi kedepannya, Komda tidak perlu lagi mengeluh soal pendanaan karena kita punya program-program kolaborasi ini. Mari kita manfaatkan dengan kegiatan-kegiatan yang bisa membangun Komda,” ajak Gusma.
Meski begitu, Ketum Gusma mengakui bahwa mengubah wajah Pemuda Katolik dengan tata kelola model baru itu masih sulit. Keberanian untuk kolaborasi dengan kementerian, instansi atau lembaga itu masih menjadi barang mahal di organisasi ini. Kader masih suka menghadap kepala daerah atau tokoh-tokoh daerah dengan proposal. Kalau berkaca pada semangat Reborn and grow further, artinya kita tawarkan program kolaborasi yang sudah ada.
“Mari tinggalkan cara berorganisasi gaya lama. Kita perlu membuka jaringan seluas-luasnya. Ciptakan paradigma berpikir yang maju di era digital ini. Ciptakan peluang kolaborasi dan keterlibatan di tengah masyarakat. Paradigma ini termasuk tidak minder dan ragu bertemu siapapun dengan membawa bendera Pemuda Katolik karena organisasi ini ada dan eksis di tengah masyarakat,” harap Gusma.
Pada momen ini juga, Gusma mengungkapkan salah satu point ketetapan Rapimnas II di Sorong, Papua Barat Daya pada Juli lalu adalah pembentukan Desk Orkestrasi Pilkada untuk menjembatani komunikasi dan merumuskan gerak organisasi dalam menyikapi Pilkada serentak nanti. Hal ini bertujuan untuk mengaktivasi jejaring dengan partai politik dan meminta kepada kader-kader di daerah untuk mengambil peran penting dalam rangka menyampaikan ide gagasan yang diusung Pemuda Katolik,” ujar Gusma.
Sejauh ini kita bisa tawarkan beberapa ude dan gagasan konkret kepada para kandidat, misalkan soal gagasan desa terhubung, bank sampah digital, UMKM dll. Sekaligus Desk Orkestrasi ini membantu pemerintah menciptakan Pemilu yang sejuk dan damai, dilandaskan pada perasaan riang gembira, terlepas dari money politic.
“Gerakan moral dengan melakukan Pendidikan politik kepada voter juga menjadi sangat penting lewat desk ini. Melihat Pilkada musti juga harus realistis meskipun tetap kita menyuarakan tentang anti money politic”, pungkas Gusma.
Maka Pemuda Katolik perlu duduk bersama dengan Komisi Kerasulan Awam dan semua tokoh serta Ormas Katolik lalu diorkestrasi secara serius. “Pilkada serentak itu semuanya berdasarkan statistik tidak lagi bersifat keakuan. Maka perlu orkestrasi, konsolidasi secara baik-baik, duduk bersama dan berbicara secara rasional.”
“Termasuk menentukan arah dukungan kepada para calon di Pilkada nanti. Pemuda Katolik harus ambil sikap berada di pusaran inti calon yang akan diusung dan bukan sebatas follower saja. Kita harus ambil posisi strategis untuk organisasi kita kedepannya,” katanya.
Hadir pada pembukaan sekaligus memberikan sambutan mewakili Gubernur Sulut Olly Dondokambey yakni Kadis Perkebunan Sulut Edwin L Kindangen. Selain Ketua Umum PP Pemuda Katolik hadir juga PP yang lain Aris Retnanto, Venny Nangka, Anastasia Datau, dan Herry Mety. Selain itu hadir moderator Pemuda Katolik Komda Sulut Pastor John Montolalu, Ketua Pemuda Katolik Komda Sulut A Koba Kalengkongan bersama Sekretaris Freddynand Mongi dan Bendahara Santa Monica Ngantung, Ketua Panitia Andreas Kindangen bersama Sekretaris Julio Luntungan dan Bendahara Cecylia Lipan, serta Misa Penutupan oleh Pastor Alo Koraag.