Pemudakatolik.or.id, Jakarta – Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada November tahun ini.
Pemuda Katolik sebagai organisasi kemasyarakatan merasa penting terlibat menguatkan konsolidasi kader dan mengaktivasi jaringan organisasi yang mumpuni untuk terlibat dalam Pilkada serentak dalam berbagai peran-peran strategis.
Hal ini disampaikan Ketua Umum PP Pemuda Katolik, Stefanus Gusma dalam gelaran Diskusi Politik yang digelar pada beberapa waktu lalu.
Diskusi yang digagas Bidang Politik dan Kepemiluan PP Pemuda Katolik, Gusma mengatakan pada Pilkada nanti PP Pemuda Katolik akan membentuk Desk Orkestrasi Pilkada yang akan dilaunching pada Rapimnas II 2024. “Pada Rapimnas bulan Juli nanti, Pemuda Katolik akan membentuk Desk Orkestrasi Pilkada untuk menjembatani komunikasi dan merumuskan gerak organisasi dalam menyikapi Pilkada serentak nanti,” jelas Gusma.
Sebutnya lagi, hal ini bertujuan untuk mengaktivasi jejaring dengan partai politik dan meminta kepada kader-kader di daerah untuk mengambil peran penting dalam rangka menyampaikan ide gagasan yang diusung Pemuda Katolik,” ujar Gusma.
Sejauh ini kita bisa tawarkan beberapa ude dan gagasan konkret kepada para kandidat, misalkan soal gagasan desa terhubung, bank sampah digital, UMKM dll.
Gusma juga berharap dengan adanya aktivasi jejaring kader ini, bisa membantu pemerintah menciptakan Pemilu yang sejuk dan damai, dilandaskan pada perasaan riang gembira, terlepas dari money politic. “Gerakan moral dengan melakukan Pendidikan politik kepada voter juga menjadi sangat penting. Melihat Pilkada musti juga harus realistis meskipun tetap kita menyuarakan tentang anti money politic”, pungkas Gusma.
Turut hadir dalam diskusi itu Sekretaris Eksekutif Komisi Kerawam KWI RD Hans Jeharut, Ketua STIPAS Keuskupan Agung Kupang RD Maxi Un Bria, dan Ketua Komisi Kerawam Keuskupan Sintang RD Agustinus Bahang.
Romo Hans menyampaikan bahwa KWI memiliki peran sebagai pusat gerakan baik informasi, data, tanggapan atas berbagai isu. “Diharapkan ada kesatuan gerak menanggapi isu – isu politik. Dalam hal ini, Komisi Kerawam memberikan refleksi apa saja yang harus kita hadapi pada konteks jangka pendek dan menengah dan Pilkada menjadi bagian konteks jangka pendek yang harus dihadapi,” kata Romo Hans.
Selain Romo Hans, Romo Maxi menyampaikan bahwa Gereja tidak mungkin hidup tanpa peran aktif kaum awam termasuk keaktifan awam dalam bidang politik. “Kita memiliki kader – kader yang bagus untuk maju dalam gubernur, bupati dan wali kota. Maka dari itu, para calon yang Katolik musti duduk bersama dan berdiskusi jika tidak maka tidak akan menempatkan sebagai pemenang”, jelas Romo Maxi.
Sementara, RD Agustinus Bahang menyampaikan bahwa pendidikan politik penting untuk umat. “Menurut saya, perlu melakukan Pendidikan politik untuk membangkitkan militansi kelompok, dalam hal ini, kita perlu membangun koalisi identitas untuk menyongsong Pilkada serentak 2024.”