Pemudakatolik.or.id, Toraja – Mengangkat tema “Membangun Ketahanan Budaya Sebagai Strategi Menghadapi Era Distrupsi” Pemuda Katolik Komisariat Cabang Tana Toraja melaksanakan kegiatan Seminar Nasional yang berlangsung di Ruang Pola Kantor Bupati Tana Toraja, Kamis (28/07/22).
Kegiatan seminar ini dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian Pemuda Katolik Tana Toraja terhadap adat dan budaya Toraja.
Joni Matalangi selaku Ketua Komcab Pemuda Katolik Tana Toraja mengungkapkan jika pelaksanaan Seminar Nasional ini sebagai bagian dan upaya pemuda untuk terus menjaga dan melestarikan budaya toraja.
“Ini adalah bentuk partisipasi kami dalam menjaga dan melestarikan Buadaya Toraja, output yang akan dicapai dari seminar ini, adalah bagaimana kita bisa mendorong terbentuknnya Peraturan Daerah tentang Perlindungan Adat dan Kebudayan Toraja,” ungkap Joni sambil menambahkan jika pelaksanaan Kegiatan ini menghadirkan narasumber yang berkompeten di bidang masing-masing.
Ketika di wawancarai di lokasi kegiatan seminar, Drs Allo Padang yang merupakan Ketua PHDI/Alukta Toraja berharap agar kedepan semua generasi muda Toraja mengambil bagian dalam pelestarian budaya.
“Kegiatan ini sangat positif, harapan kita kedepan agar generasi muda tanpa kita liat siapa diharapkan agar betul-betul kebudayaan kita di kembalikan ke asalnya sehingga kita harapkan generasi muda yang mengenal jati diri Toraja” ungkapnya
Hal senada disampaikan Praktisi Budaya Toraja Marten Ruruk yang juga menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut yang mengharapkan kegiatan seperti ini bisa dilaksanakan secara rutin. “Kalau boleh pertemuan atau forum-forum seperti ini bisa dilakukan semua forum-forum organsisasi. Jangan hanya terbatas pada kelompok-kelompok Pemuda Katolik saja. Sejatinya juga kelompok-kelompok lain diharapan kalau boleh kegiatan ini bisa dilaksanakan setiap tahunnya agar tetap mengingatkan kita pada persoalan adat dan budaya Toraja,” ungkap Marten Ruruk
Di lokasi yang sama, Pendeta Dr. Christian Tanduklangi sala satu rohaniawan dan juga Pemerhati Budaya Toraja mengajak semua golongan masyarakat toraja untuk melestarikan budaya Toraja.
“Kita berharap semua insan Toraja entah dari latar belakang pendidikan atau karna lata belakang belakang politik atau agama kita semua semua punya tanggung jawab untuk melestarikan budaya toraja. Karena budaya Toraja ini bisa menyatuhkan toraja agar kita bersama-sama menghadapi distrupsi kebudayaan. Ini merupakan langkah maju yang luar biasa dilakukan oleh Pemuda Katolik Tana Toraja. Ini harus menjadi contoh untuk penguyuban anak muda yang lain. Karena di tangan anak muda sustainablenya budaya toraja ini di pertaruhkan” pungkasnya.
Sementara itu Pastor Cornell Tandiayu yang juga pemuka agama di Toraja berpendapat jika arus globaliasi yang semakin terjang dewasa ini menjadi ancaman bagi kebudayaan Toraja. “Terkait tema yang diangkat ini sangar urgen dewasa ini karena merupakan persoalan yang paling serius yang di hadapi oleh masyarakat Toraja adalah mulainya tak terhindarkan arus globalisasi yang semakin terjang.”
Sebutnya lagi, dan ini dikendarai oleh berbagai macam kepentingan dari berbagai macam arah sehingga ada ancaman bagi kebudayaan Toraja itu menjadi kabur dan orang lain dengan bebasnya mengantikan kebudayaan itu dan menguasai seluruh identitas ketorajaan disini sehingga menjadi sangat relevan di kalangan orang muda yang betul-betul dengan energy dan semangat kuat dan bisa menjadi kekuatan luar biasa.
Dalam sambutannya saat menutup seminar Nasional tersebut, Kepala Dinas Kebudayaan Tana Toraja Boni Pasius Paundanan mengajak anak muda toraja untuk sama-sama menjaga adat dan budaya toraja.
“Mari mempelajari dengan baik Adat dan Buadaya kita. Agar anak-anak muda toraja bisa betul-betul paham tentang adat dan budaya toraja. Saya menantang generasi muda untuk kembali ke kampung masing-masing dan bertanya lalu tulislah tentang adat dan budayamu,” Tutup Boni Paundanan