Pemudakatolik.or.id, Minahasa Utara – Pemuda Katolik menyelenggarakan Seminar Kick Off Gerakan Nasional Pemuda Transformasi Digital (Petra Digital) sebagai bagian dari rangkaian Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2022 di Minahasa Utara (Jumat, 27 Mei 2022). Turut hadir dalam seminar ini Staf Khusus Presiden Aminudin Ma’ruf, Staf Khusus Menkominfo Philip Gobang, Direktur Pemberdayaan Aptika Kominfo RI Bonifasius Wahyu, Ketua Umum DPP KNPI Ryano Panjaitan, dan Ketua Kadin Sulawesi Utara Rio Dondokambey.
Ketua Umum Pemuda Katolik Stefanus Asat Gusma atau yang biasa disapa Gusma menekankan pentingnya eksistensi Petra DIgital di masyarakat. “Pemerintah sudah membangun infrastruktur, tetap apa artinya jika tidak ada ekosistem yang mendukung”, jelas Gusma. Gusma menegaskan komitmen Pemuda Katolik untuk mendukung program ini dengan segenap sumber daya yang ada. “Program ini akan dijalankan di seluruh komda hingga 2024 dengan target 10.000 kader. Petra DIgital akan menjadi brand dan citra organisasi Pemuda Katolik” kata Gusma.
Philip Gobang yang hadir mewakili Menkominfo RI Jhony Plate yang berhalangan hadir pada seminar ini. “Rakernas Pemuda Katolik menjadi momentum penting untuk merefleksikan perjalanan bangsa ini sekaligus mentransfromasi nilai-nilai perjuangan” kata Philip. Philip juga mengingatkan kader Pemuda Katolik akan sejumlah persoalan pelik di masyarakat. “Kita menghadapi berbagai tantangan yang tidak kecil seperti radikalisme yang menyebar melalui ruang-ruang digital. Kominfo berupaya mendorong bertumbuhnya nilai-nilai kebangsaan melalui program literasi digital”, jelas Philip.
Sebagai pembuka, Bonifasius Wahyu menyampaikan bahwa saat ini Indeks literasi digital Indonesia belum mencapai level baik. Bonifasius berpendapat bahwa untuk mencapai indeks yang baik, diperlukan penguatan pada empat pilar yakni digital skills, digital security, digital culture, dan digital ethics. ” Kita harus menjaga (pada digital culture-red) bagaimana nilai nilai pancasila, nilai nilai ke-bhineka tunggal ika-an, NKRI, toleransi, tetap terjadi di negara kita, walaupun teknologi digital menyebabkan kita borderless”, jelas Bonifasius.
Aminudin Maruf dalam kesempatan ini mengingatkan para kader untuk tidak melupakan pembangunan di desa. “BPS memperkirakan 74,6 persen masyarakat Indonesia akan tinggal di kota, anak-anak muda yang berpendidikan tinggi semuanya akan tinggak di kota, kalau tidak digerakan oleh kebijakan untuk menekan arus urbanisasi ini, akan semakin terjadi gap antara desa dan kota, dan ancaman krisis pangan akan semakin nyata.
Ryano Panjaitan turut mengingatkan kader Pemuda Katolik bahwa hari ini kita sedang menghadapi era disruption dan belum semua aspek UMKM tersentuh digitalisasi. Ryano menjelaskan bahwa ada peluang besar untuk menggarap bisnis berbasis digital. “Dari 64 juta (UMKM – red), itu baru 12 sampai dengan 13 juta yang menggunakan digitalisasi. Jadi masih banyak pasar yang bisa dikelola untuk membuat start up”, kata Ryano.
Terakhir, Rio Dondokambey menyampaikan bahwa digitalisasi adalah sumber daya potensial yang bisa digunakan untuk penguatan ekonomi kader. “Generasi muda sekarang adalah generasi yang mudah mencari informasi, dunia digital jita pergunakan untuk masuk ke dunia usaha dan memanfaatkan itu untuk pengembangan ekonomi kita”, tegas Rio.*