Pemudakatolik.or.id, Mataram (NTB) – Pengurus Pusat Pemuda Katolik dan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) sukses selenggarakan Sosialisasi Penempatan dan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI), di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) Sabtu (18/3), setelah pada minggu sebelumnya (12/3) sukses menggelar kegiatan yang sama di Batam, Kepulauan Riau.
Pemilihan Batam karena sebagai jalur pintu transit PMI yang akan bekerja ke luar negeri, sementara itu, NTB dipilih karena sebagai salah satu daerah terbesar pengirim PMI. Data BP2MI mencatat 17 ribu lebih PMI asal NTB bekerja di luar negeri; sebagaimana dimuat dalam laporan tahun 2022 BP3MI NTB.
Kegiatan sosilisasi terkait PMI yang diselenggarakan di aula Gereja Katolik Santa Maria Imaculata Mataram tersebut, mengambil tema nasional “Suara Aktivis Kemanusiaan Melawan Mafia Perdagangan Orang dan Mengawal Pelindungan Pekerja Migran Indonesia”. Kepanitiaan kegiatan ini dilakukan oleh Pemuda Katolik Komisariat Daerah (Komda) NTB.
Antonius Mahemba, Wakil Ketua Departemen Advokasi dan Bantuan Hukum Pengurus Pusat Pemuda Katolik, didaulat mewakili Ketua Umum PP Pemuda Katolik dalam sambutannya menyampaikan bahwa tujuan dari sosialisasi ini adalah untuk memberikan sosialisasi terkait PMI agar dapat mencegah terjadinya pengiriman PMI secara ilegal yang di lakukan oleh oknum – oknum tertentu.
“Banyak oknum memanfaatkan PMI ilegal demi meraih keuntungan untuk diri sendiri dengan cara melawan hukum, Pemuda Katolik menegaskan bahwa Perdagangan Manusia adalah kejahatan luar biasa yang sangat merendahkan harkat dan martabat manusia…” lanjut Anton.
“Kita berkomitmen bersama BP2MI untuk terus mengawal para Pekerja Migran Indonesia yang dikirim untuk mendapatkan pelindungan dari negara dan terus melawan oknum-oknum yang menyelundupkan orang secara ilegal..” pungkas Anton lagi.
Kepala UPT Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) wilayah Propinsi NTB, Mangiring Hasoloan Sinaga, sebagai perwakilan dari BP2MI pusat sekaligus pemateri dalam pemaparannya mengingatkan kembali MoU Pemuda Katolik dengan BP2MI. “Tujuan dari MoU BP2MI dengan Pemuda Katolik adalah untuk membantu memastikan dan memberikan pelindungan kepada para PMI”, ungkap Mangiring Hasoloan Sinaga.
Mangiring menambahkan, PMI yang akan keluar negeri harus dipastikan mendapat pelayanan mulai dari proses pengurusan perlengkapan dokumen administrasi sebelum bekerja di negara tujuan hingga kemudian kembali ke Indonesia.
Pemateri dari unsur legislatif ABD.Rachman, Wakil Ketua DPRD Kota Mataram, menyoroti tentang kurangnya perhatian pemerintah dalam menyiapkan lapangan pekerjaan di daerah sehingga banyak masyarakat di daerah yang lebih memilih untuk menjadi PMI ke luar negeri.
Selain itu, pemateri dari unsur akademisi Aurelius Teluma, Dosen Fisipol Universitas Mataram, dalam pemaparan materinya lebih fokus ke soal rekrutmen dan bagaimana menyiapkan tenaga kerja yang profesional untuk menangkap peluang, karena Indonesia merupakan salah satu negara penyumbang pekerja migran terbesar di Asia Tenggara.
Tokoh Katolik NTB, Honoris Mawar Doni, SH. dalam materinya mengapresiasi para PMI yang merupakan penyumbang devisa bagi negara dan daerah sehingga pemerintah harus memperhatikan para calon PMI sebelum berangkat dan bekerja ke luar negeri. Menurutnya apabila semuanya di perhatikan secara serius maka secara otomatis akan mengurangi calon PMI memilih jalur ilegal.
Turut hadir dalam acara ini dari berbagai unsur kemasyarakatan diantaranya perwakilan dari Kapolresta Mataram, Bimas Katolik Propinsi NTB, Romo Deken Dekenat NTB, RD. Laurensius Maryono, yang juga adalah Pastor Moderator Pemuda Katolik NTB.
Hadir juga para Tokoh masyarakat Katolik, aktivis Gereja, Aktivis perempuan, OKP lintas iman ada ketua GP. Ansor Lombok Barat, GAMKI, Tokoh lintas Iman, PMKRI Mataram, WKRI NTB, WKRI Ampenan, Ketua Flobamora NTB DR. FX. Edy Fernandez, MP, Ketua umum Ikatan Keluarga Besar Manggarai NTB Benediktus Jelatu, para Tokoh Katolik NTB Adolfous Salim Baco, Yustinus Habur, Petrus Lexi, Anselmus ngando, Praktiktisi Hukum Mawardi SH.MH, dan seluruh Organisasi Cipayung plus kota Mataram.*