Ketapang, pemudakatolik.or.id – Bertempat di Rumah Adat Dermalo Yosep Murial di Kompleks Catholic Center (05/09), Pemuda Katolik Ketapang menyelenggarakan Bedah Buku Seri IX Sejarah Keuskupan Ketapang yang ditulis sebagai peringatan atas 70 tahun penggembalaan Mgr. Gabriel Wilhelmus Sillekens, CP atau biasa lebih dikenal umat Katolik Ketapang dengan panggilan singkat Mgr. Sillekens.
Kegiatan Bedah Buku tersebut dihadiri lebih dari 120 peserta yang merupakan utusan dari ormas-ormas Katolik yang ada di Keuskupan Ketapang, antara lain WKRI Cabang St. Gemma dan WKRI St. Agustinus, PMKRI, Legio Maria, Badan Pelayanan Keuskupan Pembaharuan Karismatik Katolik (BPK-PKK), OMK dari Paroki St. Gemma dan St. Agustinus dan beberapa kelompok Persekutuan Doa serta hadir pula Pengurus Dewan Paroki dari Paroki Katedral St. Gemma dan Paroki St. Agustinus – Payak Kumang.
Kegiatan bedah buku tersebut dipandu oleh Sekretaris Pemuda katolik Komcab Ketapang, Feri Hyang Daika yang bertindak selaku Moderator acara. Hadir sebagai narasumber yaitu, Amon Stefanus sebagai Redaktur yang menyampaikan materi biografi singkat dari Mgr. Sillikens dan RD. Laurensius Sutadi yang mengulas surat-surat gembala dari Mgr. Sillikens.
Amon menjelaskan bahwa Mgr. Sillikens lahir di Limburg, Belanda pada 16 Juli 1911 dan ditahbiskan sebagai Imam pada 10 Mei 1936. Pastor Gabriel Wilhelmus Sillikens, CP sebelum ditahbiskan sebagai Uskup Pertama Ketapang, mengawali misinya di Tanah Kayong pada tanggal 6 Desember 1949 bersama dengan 5 orang Suster OSA dimana Ketapang pada saat itu masih berstatus sebagai Wilayah Penggembalaan.
Pada Tahun 1952, oleh Paus Pius XII status Wilayah Penggembalaan Ketapang dinaikan menjadi Prefektur Apostolik yang menaungi wilayah Ketapang, Sanggau, Melawi hingga ke Sekadau. Barulah pada 3 Januari 1961 diubah statusnya secara penuh dari Prefektur Apostolik menjadi Keuskupan dengan Mgr. Gabriel Wilhelmus Sillekens, CP sebagai Uskup Pertamanya.
Dalam pengantarnya, Pastor Laurensius Sutadi mengatakan bahwa buku-buku yang diterbitkan dalam seri ini boleh dikatakan sebagai kelanjutan amat jauh dalam tataran lokal dari Kisah Para Rasul yang ditulis oleh penginjil Lukas dan Historia Ecclesiae (Sejarah Gereja) karya Eusebius dari Kaisaria pada sekitar abad ke-4 Masehi.
Selanjutnya Pastor Laurensius Sutadi yang juga merupakan Vikaris Jenderal Keuskupan Ketapang dan sekaligus Pastor Moderator Pemuda Katolik Ketapang, menjelaskan kutipan-kutipan Surat Gembala dari Mgr. Sillikens yang dibagi menjadi 3 periode, yaitu Awal Misi – Setelah Status Misi berubah menjadi Prefektur Apostolik – dan Setelah Prefektur Apostolik berubah menjadi Keuskupan Ketapang.
Salah satu Surat Gembala dari Mgr. Sillikens pada tahun 1978 adalah menekankan pentingnya penegakan keadilan. ‘’Tegakkanlah keadilan, suatu tugas bagi kita umat Katolik yang amat penting dan sangat mendesak pada masa sekarang’’ tulisnya.
Kegiatan Bedah Buku tersebut semakin interaktif dengan adanya sesi tanya jawab dimana peserta kegiatan mengajukan pertanyaan kepada para narasumber tentang bagaimana Penulis dapat menemukan sisi humanis dari Mgr. Sillikens dalam melakukan karya pelayanan dan bagaimana strategi pelayanan pastoral yang dilakukan oleh Mgr. Sillikens di wilayah-wilayah pedalaman Ketapang.
Kegiatan ditutup dengan sesi foto bersama antara Narasumber dan seluruh peserta kegiatan dan diakhiri dengan makan siang bersama yang semakin menambah suasana akrab diantara Panitia Kegiatan, Narasumber dan para utusan ormas Katolik yang menjadi peserta dalam kegiatan tersebut. (FHD)