Monday, June 9, 2025

Pemuda Katolik Kota Depok Gelar Talkshow Edukatif: “Mencegah Kekerasan pada Anak dan Dewasa Rentan”

Must Read

Depok, pemudakatolik.or:id — Pemuda Katolik Komisariat Cabang (Komcab) Kota Depok kembali menunjukkan kiprahnya dalam menjawab isu-isu sosial yang relevan dan mendesak, khususnya yang menyentuh kelompok rentan. Bertempat di Ruang Maria Goretti, Aula Gereja St. Matheus Depok, talkshow bertema “Mencegah Kekerasan pada Anak dan Dewasa Rentan” sukses digelar dengan antusiasme tinggi dari peserta lintas kelompok kategorial: Bina Iman Anak, Bina Iman Remaja, Orang Muda Katolik, dan Lansia pada 31 Mei 2025.

Acara ini tidak hanya menjadi ruang edukatif, tetapi juga menjadi panggung bagi gerakan moral yang menggugah kesadaran kolektif tentang pentingnya melindungi anak-anak dan individu rentan dari kekerasan dalam segala bentuknya.

Ketua Pemuda Katolik Kota Depok, Fidelis Laurdyan Julianto dalam sambutannya menegaskan bahwa Pemuda Katolik bukan hanya hadir dalam kerangka kegiatan kerohanian, tetapi juga terpanggil untuk menjadi agen perubahan sosial. Talkshow ini merupakan salah satu bentuk konkret dari misi tersebut menghidupi nilai-nilai Katolik melalui aksi nyata. Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi isu kekerasan terhadap anak dan dewasa rentan, bukan hanya dalam hal pencegahan, tetapi juga penanganan yang konkrit terkait hal tersebut.

“Saya berharap melalui kegiatan ini, teman-teman bisa pulang dengan membawa bekal positif dan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya pencegahan kekerasan seksual, baik terhadap anak maupun kelompok dewasa rentan serta mekanisme penanganan terkait hal tersebut” ujar Fidelis

“Kami percaya bahwa pembentukan karakter dan kepedulian sosial harus dimulai sejak dini. Gereja dan komunitas harus jadi tempat paling aman bagi anak dan orang rentan,” Tambahnya

Dalam sambutan sebagai Keynote Speaker, Camat Kecamatan Sukmajaya Christine Desima Artauli menekankan bahwa ilmu dan kepedulian sosial harus berjalan beriringan dalam mencegah kekerasan, sembari mengajak masyarakat untuk membangun ekosistem sosial yang lebih berani peduli dan inklusif.

“Saya akan mendorong kelurahan-kelurahan untuk lebih sigap dan ambil peran aktif dalam menghadapi kasus kekerasan, dari layanan penerimaan laporan-laporan terkait kekerasan dan pelecehan,” jelasnya.

Talkshow ini menghadirkan pembicara-pembicara kredibel yang tidak hanya kompeten secara akademik, tetapi juga memiliki rekam jejak panjang dalam pendampingan korban kekerasan:

  • Liest Pranowo – Aktivis Perlindungan Anak dan Ketua Yayasan Cantigi. Beliau mengangkat pengalaman mendampingi anak-anak dari komunitas marginal dan menyingkap kenyataan pahit bahwa banyak kasus kekerasan mendapat “backing” dari oknum tertentu. “Anak-anak adalah subjek yang harus dilindungi, bukan objek penderita,” tegasnya.
  • Clara Lasmaida – Wakil Ketua Bidang Perempuan dan Anak Pemuda Katolik Komcab Depok, yang memaparkan pentingnya peran organisasi kepemudaan dalam menciptakan ruang aman serta menjadi garda depan dalam kampanye pencegahan kekerasan sejak dini.

Clara, relawan pendamping anak, turut memberikan pemahaman tentang bagaimana kekerasan sering kali berakar dari lingkungan terdekat: keluarga, tetangga, bahkan sekolah. Ia mengajak peserta untuk menjadi pelopor budaya yang ramah anak, dengan memutus rantai kekerasan sejak dari rumah.

“Lingkungan yang permisif terhadap kekerasan hanya akan memperpanjang siklus korban menjadi pelaku. Mari kita putus kekerasan terhadap anak,” ucapnya tegas.

Sesi tanya jawab mengalir hangat dengan pertanyaan-pertanyaan mendalam dari peserta. Salah satunya dari Maria, yang menyoroti kemungkinan korban menjadi pelaku di masa depan. Para narasumber menekankan pentingnya pemulihan psikologis, dukungan keluarga, dan kehadiran komunitas dalam mencegah siklus kekerasan berulang.

Sementara itu, Ning dari Paroki St. Markus menanyakan tentang alur hukum dalam penanganan kasus. Dalam jawabannya, para pembicara menjelaskan langkah-langkah praktis: mulai dari mendengar cerita korban secara empatik, membawa korban untuk visum, hingga melaporkan ke Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (UPPA). Penekanan khusus juga diberikan pada perlindungan identitas korban demi menjaga kesehatan mental dan martabat mereka.

Dalam penutup kegiatan Talkshow, Romo Paroki Santo Matheus Kota Depok, RD Jimmy Rampengan menyampaikan pesan kepada Pemuda Katolik untuk selalu melakukan kontribusi aktif dan nyata serta tanggap terhadap isu-isu sosial masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang baik dan hikmat.

“Waspada terhadap tanda-tanda kekerasan, lindungi korban, laporkan pelaku, dan dukung proses pemulihan secara menyeluruh. Semua pihak diajak untuk menciptakan ekosistem sosial yang lebih peduli dan penuh kasih, Karena anak-anak bukan hanya masa depan bangsa mereka adalah anugerah Tuhan yang layak tumbuh dalam cinta dan rasa aman”

Romo Jimmy, sapaan akrabnya, berpesan bahwa Pemuda Katolik juga harus Bergerak Nyata, Menjadi Pelindung Sesama.

spot_img
Latest News

Pengurus Pemuda Katolik Kalimantan Tengah Resmi Dilantik Siap Gandeng Masyarakat Dayak

Palangka Raya, pemudakatolik.or.id - Pelantikan Pengurus Pemuda Katolik Komisariat Daerah (Komda) Kalimantan Tengah dilaksanakan di Aula Jayang Tingang pada...
spot_img

More Articles Like This