“Untuk menjadi bangsa yang kuat dan sejahtera, kita harus menjadi bangsa bahari,” kata Soekarno.
Soekarno membacakan puisi tentang kejayaan bangsa pelaut dalam pidato peresmian Institut Angkatan Laut pada tahun 1953 yang berjudul “Jadilah Bangsa Pelaut!”
Berikut puisi Soekarno tentang hal itu:
Usahakanlah agar kita menjadi bangsa pelaut kembali ….
Bangsa pelaut yang mempunyai armada niaga,
bangsa pelaut yang mempunyai armada militer,
bangsa pelaut yang kesibukannya di laut menandingi irama gelombang
lautan itu sendiri.
Poros maritim adalah konsep keunggulan geo strategis berbasis kekayaan bahari di laut Indonesia. Indonesia merupakan negara maritim terbesar di dunia.
Sektor kelautan bisa menghasilkan seperempat APBN setara dengan Rp 500 triliun. namun belum dikelola dengan baik dan optimal. Potensi kekayaan sumber laut Indonesia harus dimanfaatkan dengan benar. Apalagi Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai panjang garis pantai terpanjang kedua di dunia. Luas wilayah Indonesia 2/3 itu lautan. Kekayaan sumber daya alam Indonesia inilah yang memiliki potensi besar untuk memajukan perekonomian Indonesia.
Oleh karena itu, harus dibangun armada dan keterampilan serta sentra industri pengolahan dan perdagangan berbasis komunitas kelautan di sedikitnya 10 wilayah (zona) maritim.
Data terakhir Food and Agriculture Organization (FAO) pada tahun 2012 dari Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) menyebutkan bahwa Indonesia pada saat ini menempati peringkat ketiga terbesar dunia dalam produksi perikanan di bawah China dan India. Untuk perikanan tangkap Indonesia sebenarnya berada pada posisi kedua. Indonesia kalah produksi dengan India dalam perikanan budidaya. Jumlah perikanan tangkap dan perikanan budidaya itulah yang menunjukkan tingkat produksi perikanan suatu negara.
Sejumlah pemuda yang tergabung dalam Organisasi Masyarakat (Ormas) dan Organisasi Kepemudaan (OKP), para tokoh adat, dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku mendeklarasikan Maluku sebagai Poros Maritim Indonesia.
Deklarasi ini dilakukan di tengah-tengah acara pembukaan Rapimnas II Pemuda Katolik di Gedung Siwalima, Karapan, Ambon, pada Jumat (28/11/2014) malam.
Dalam deklarasi ini, mereka membacakan secara bersama naskah deklarasi, kemudian ditandatangani. Setelah ditandatangani, diserahkan secara simbolik oleh Ketua Umum Pemuda Katolik Agustinus Tamo Mbapa ke Pemda Maluku.
Acara pembukaan Rapimnas II Pemuda Katolik ini dihadiri oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPD) John Peris serta mantan Kepala Badan Search And Rescue Nasional (Basarnas) Indonesia, Letnan Jenderal (Marinir) Purn. Nono Sampono, Gubernur Provinsi Maluku yang diwakili oleh Ketua Bappeda Maluku Anton Sihaloho, Uskup Diosis Amboina, Mgr. Petrus Canisius Mandagi MSC, melalui Wakil Uskup Kota Ambon (Ambonia) RD. Pastor Man Oratmangun, Pr., Wali Kota Ambon, anggota DPRD Maluku, perwakilan Pemuda Katolik dari seluruh Indonesia, serta ormas dan OKP se-Provinsi Maluku.
Rapimnas kali ini mengangkat tema bertajuk “Konsolidasi Organisasi dan Kepemimpinan Nasional Untuk Mewujudkan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia”.
Sejumlah Organisasi Masyarakat (Ormas) dan Organisasi Kepemudaan (OKP) yang hadir, antara Pemuda Katolik, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Maluku, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Maluku, Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Maluku, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Maluku, dan Persatuan Anak Muda Maluku (PAMM).
Ketua Komda Maluku Hendrik Jauhari Oratmangun menurutkan bahwa deklarasi bersama ini merupakan bentuk dukungan masyarakat khususnya pemuda untuk menjadikan Maluku sebagai Poros Maritim Indonesia. Dikhawatirkan, generasi muda di Provinsi Maluku Utara (Malut) rupanya tidak tertarik menjadi nelayan seperti para orangtua dan leluhurnya dulu.
Ketua PMKRI Ambon Anakletus Fasak dan Ketua Umum PAMM Remon Twrsepuny mengaku siap mendukung upaya masyarakat dan pemerintah untuk menjadi Maluku sebagai Poros Maritim Indonesia.
Sementara itu, Ketua Bappeda Maluku Anton Sihaloho yang dalam hal ini mewakili pemerintah daerah Maluku menyambut baik upaya menjadi Maluku sebagai Poros Maritim Indonesia. Dia mengaku bahwa Provinsi Maluku beruntung dalam desain tol nasional, apalagi dengan lautan 92,4 persen, lebih besar dari daratan yang hanya 7,6 persen.
“Ini menunjukkan bahwa Maluku adalah tulang punggung dari subyek pembangunan nasional. Kita berharap Pemuda Katolik dan ormas serta OKP lainnya dapat mendesak pemerintah pusat untuk menjadi Maluku sebagai poros maritim Indonesia,” pungkasnya.
Inilah isi lengkap naskah deklarasinya:
Naskah Deklarasi
Maluku sebagai Poros Maritim Indonesia
Atas Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, hari ini Jumat 28 November 2014, kami putra dan putri Indonesia di Tanah Maluku menyatakan tekad bulat dengan segenap jiwa dan raga berjuang untuk menjadikan Maluku sebagai Poros Maritim Indonesia serta mengawal perjuangan untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Dan sebagai wujud konkret dari sikap ini, kami sepenuhnya mendukung perjuangan Pemerintah Provinsi Maluku dan seluruh rakyat Maluku dalam memperjuangkan:
- Maluku sebagai lumbung ikan nasional.
- Undang-undang Provinsi Kepulauan yang menjadi perjuangan bersama Pemerintah Provinsi Maluku dan enam provinsi kepulauan lainnya.
Dan juga secara resmi dalam Rapat Pimpinan Nasional II Pemuda Katolik ini, kami usulkan kepada pemerintah pusat di bawah kepemimpinan Joko Widodo dan Jusuf Kalla agar dapat menetapkan filosofi pembangunan “Membangun dari Laut ke Darat dengan Memuliakan Lautnya dan Berdiri Teguh di Antaranya” sebagai filosofi pembangunan nasional dalam rangka mempertegas Indonesia sebagai negara bahari atau kepulauan maritim.(jos)