Rabu, November 12, 2025

Agatha Retnosari: Gereja Sakramen Mahakudus Surabaya Simbol Persatuan Bangsa

Must Read

Surabaya, pemudakatolik.or.id -Perayaan 25 Tahun Dedikasi Gereja Sakramen Mahakudus, Keuskupan Surabaya pada Senin (10/11/2025) malam menjadi ruang refleksi yang hangat dan penuh makna.

Di tengah suasana syukur, hadir pula tokoh-tokoh lintas iman yang menyuarakan semangat kebangsaan dan toleransi.

Salah satu yang hadir adalah Sinta Nuriyah Wahid, istri Presiden ke-4 RI, Gus Dur. Sosoknya menjadi simbol kuat tentang keberagaman yang dirawat dengan kasih dan keberanian. Kehadiran Bu Sinta disambut hangat oleh umat Katolik.

Selain Bu Sinta, sejumlah tokoh Katolik juga hadir. Agatha Retnosari, mantan anggota DPRD Jawa Timur dan aktivis perempuan juga hadir dalam acara tersebut.

Ia menyebut kehadiran Bu Sinta sebagai penyemangat bagi umat Katolik untuk terus berkontribusi dalam kehidupan berbangsa.

“Meskipun kita berbeda dari suku maupun agama dan keyakinan, tapi kita adalah satu. Satu saudara, satu Indonesia, satu nusa, satu bangsa,” ujar Agatha.

Ia menegaskan bahwa umat Katolik adalah bagian penting dari elemen bangsa. “Kita bisa bersama-sama menjaga persatuan dan kesatuan bangsa kita,” tambahnya.

Agatha juga mengajak umat Katolik untuk tidak ragu menyuarakan nilai-nilai kebangsaan dan toleransi dalam kehidupan sehari-hari. Gereja Sakramen Mahakudus adalah simbol nyata dari semangat itu.

Dewan Pembina Pemuda Katolik Jawa Timur juga menyampaikan perayaan ini bukan sekadar mengenang sejarah, tapi juga menegaskan komitmen untuk terus menjadi bagian dari perjalanan bangsa.

“Kita harus terus menjaga semangat kebangsaan ini agar tidak luntur,” katanya.

Untuk diketahui, Gus Dur meresmikan gereja Sakramen Mahakudus pada 10 November 2000.

Gereja ini bersebelahan dengan ikon Kota Surabyaa, Masjid Nasional Al Akbar.

Pastor Kepala Paroki Sakramen Mahakudus, RD Yohanes Agus Sulistyo, menyebut keberadaan dua rumah ibadah besar di satu kawasan sebagai keniscayaan.

“Ini adalah sebuah keniscayaan untuk selalu merawat persaudaraan, membangun jembatan, perjumpaan, dan dialog kehidupan,” ujarnya.

Gereja Sakramen Mahakudus sendiri merupakan inisiatif Dewan Paroki Gembala yang Baik (GYB) sejak 1986, yang ingin membangun gereja di kawasan Pagesangan.

Ide tersebut diajukan oleh Uskup Surabaya saat itu, Monsinyur AJG Dibjokarjono, bersama RP Johannes Maria Heijne SVD kepada Pemkot Surabaya.

Peresmian gereja dilakukan bersamaan dengan Masjid Al Akbar, menjadikan kawasan tersebut sebagai simbol toleransi yang hidup.

spot_img
Latest News

Pemuda Katolik Komda Riau Siap Gelar Seminar Pemberdayaan Perempuan dan MAPENTA Raya

Pemudakatolik.or.id - Pemuda Katolik Komisariat Daerah (Komda) Riau tengah bersiap menggelar Seminar Pemberdayaan Perempuan dan Anak yang akan dirangkai...
spot_img

More Articles Like This